Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyebutkan penurunan permintaan pasar domestik dan ekspor berdampak bagi kinerja sepanjang 2023.
Direktur Sritex Iwan Kurniawan Lukminto menjelaskan kinerja SRIL terdampak dengan penurunan permintaan di tingkat global maupun di tingkat domestik.
“Di tingkat global terjadi penurunan penjualan yang hampir merata baik di kawasan Eropa, Asia, Amerika Serikat dan Amerika Latin, UAE dan Afrika,” kata Iwan dalam keterangan resmi, Selasa (25/6/2024).
Lebih jelas Iwan mengatakan dampak makro ekonomi seperti suku bunga dan inflasi tinggi serta kondisi geopolitik terkait perang Rusia-Ukraina serta perang Israel-Palestina menyebabkan penurunan tingkat permintaan dimana masyarakat global lebih mengutamakan kepada kebutuhan pangan dan energi.
Selain itu, jalur pengiriman juga mengalami gangguan yang mana biaya pengiriman meningkat dikarenakan jarak tempuh yang lebih jauh untuk menghindari Terusan Suez.
Melihat kondisi global yang mengalami penurunan permintaan maka SRIL mengklaim melakukan perubahan strategi untuk memperbesar porsi penjualan domestik. Namun upaya ini justru terganggu dengan maraknya kegiatan impor pakaian ilegal yang secara harga akan menjadi lebih murah.
Baca Juga
“Hal ini dikarenakan pakaian impor tidak membayar pajak seperti halnya perusahaan domestik yang taat membayar pajak sesuai aturan yang ada,” imbuhnya.
Jika dilihat dari laporan keuangan 2023, Sritex mencatatkan penjualan bersih sebesar US$325,08 juta atau setara dengan Rp5,01 triliun (kurs jisdor Rp15.439). Penjualan ini turun 38,02% dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$524,56 juta.
Penjualan SRIL ditopang oleh penjualan ekspor sebesar US$158,66 juta sementara itu penjualan lokal tercatat sebesar US$166,41 juta. Kedua segmen penjualan ini sama-sama turun sepanjang 2023.
SRIL mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk menjadi sebesar US$174,84 juta atau setara Rp2,69 triliun. Rugi SRIL menyusut sebesar 55,79% dibandingkan dengan rugi 2022 yang tercatat sebesar US$395,56 juta.