Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Usai Bank Sentral Eropa (ECB) Pangkas Suku Bunga

Harga emas naik pada perdagangan Kamis (6/6/2024), tepat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25%.
Harga emas naik pada perdagangan Kamis (6/6/2024), tepat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25%./Pexels.
Harga emas naik pada perdagangan Kamis (6/6/2024), tepat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25%./Pexels.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas (XAU/USD) ditutup naik sekitar 0,2% menuju level US$2,360 pada perdagangan Kamis (6/6/2024) tepat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan kebijakan bulan Juni.

Keputusan untuk menurunkan suku bunga merupakan hal yang positif bagi Emas karena secara luas mengurangi biaya peluang (opportunity cost) dalam memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.

“Kebijakan moneter telah membuat kondisi pembiayaan menjadi terbatas,” kata Presiden ECB Christine Lagarde, seraya mengklaim bahwa kebijakan Frankfurt telah memberikan “kontribusi besar dalam menurunkan inflasi kembali”.

Namun “inflasi kemungkinan akan tetap di atas target hingga tahun depan,” lanjut Lagarde setelah bank sentral Euro memangkas simpanan bank komersial sebesar 3,75% per tahun menjadi 3,75% per tahun.

"Kami akan mempertahankan tingkat kebijakan yang cukup ketat selama diperlukan," tambahnya.

Euro bergerak dari level tertinggi setengah sen ke level terendah di pasar mata uang secara keseluruhan hanya sedikit berubah, sementara harga emas untuk investor Jerman, Perancis, Italia dan Spanyol turun kembali €7 per Troy ounce dari level tertinggi dalam 2 minggu sebesar €2180 yang dicatat semalam.

Penguatan harga emas lebih lanjut juga didukung oleh tingginya ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan memangkas suku bunga secepatnya pada bulan September, meskipun rilis data PMI Jasa Institute for Supply Management (ISM) AS lebih tinggi dari perkiraan pada hari Rabu (5/6).

Sementara itu, harga obligasi pemerintah negara-negara Barat tergelincir, menyebabkan biaya pinjaman jangka panjang menjadi lebih tinggi, sementara bursa ekuitas Eropa naik untuk sesi ke-2 berturut-turut hingga mencapai 0,1% dari rekor tertinggi pertengahan bulan Mei pada indeks EuroStoxx 600.

Disesuaikan dengan inflasi HICP di 20 negara, keuntungan riil simpanan tunai Euro mencapai angka tertinggi seumur hidup mendekati 1,7% per tahun pada bulan April, namun turun kembali pada bulan lalu karena biaya hidup kembali meningkat dari level terendah dalam hampir 3 tahun.

Setelah menaikkan biaya pinjaman ketika fase krisis keuangan Barat dimulai pada pertengahan tahun 2008, Bank Sentral Eropa di Frankfurt kemudian menaikkan suku bunga lagi pada puncak krisis utang pemerintah Euro pada tahun 2011.

Bank ini kemudian menurunkan suku bunga simpanan di bawah nol pada tahun 2014, dan menurunkannya lagi menjadi minus 0,5% per tahun pada bulan September 2019 – tiga bulan sebelum pandemi Covid dimulai – sehingga menjadikannya negatif hingga Agustus 2022.

Pada saat itu, inflasi di seluruh negara dengan 350 juta mata uang tersebut telah mencapai angka tertinggi dalam 4 dekade terakhir yaitu sebesar 9,1%, dan mencapai puncaknya pada 10,6% dua bulan kemudian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Bullionvault dan Fxstreet
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper