Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang kripto terbesar di dunia, Bitcoin, telah menyelesaikan halving, yakni fenomena yang terjadi kira-kira setiap empat tahun sekali.
Kabar tersebut diungkapkan oleh CoinGecko, sebuah perusahaan data dan analisis mata uang kripto. Bitcoin cukup stabil segera setelahnya, dengan menurun menjadi 0,47% menjadi US$63.747.
Adapun, berdasarkan pantauan Bisnis lewat data Coin Market Cap pada pukul 9.21 WIB, harga Bitcoin kini berada di level US$63.595,33.
Peristiwa halving sendiri merupakan hal yang sangat dinantikan oleh para penggemar Bitcoin. Halving merupakan perubahan teknologi dasar pada mata uang kripto, yang dirancang untuk memangkas laju penciptaan Bitcoin baru.
Kepala penelitian global di manajer aset WisdomTree Chris Gannatti juga mengatakan bahwa peristiwa halving sebagai salah satu peristiwa terbesar dalam kripto di tahun ini.
Beberapa penggemar kripto juga menunjuk pada reli harga yang terjadi setelahnya, sebagai tanda bahwa halving bitcoin berikutnya dapat meningkatkan harga. Namun, nyatanya banyak analis yang berpandangan skeptis.
Baca Juga
“Kami tidak memperkirakan kenaikan harga bitcoin pasca halving karena sudah diperkirakan sebelumnya,” tulis analis JP Morgan minggu ini.
Menurutnya, harga bitcoin akan mengalami penurunan setelah halving dikarenakan sudah jenuh beli dan pendanaan modal ventura untuk industri kripto telah “tenang” pada tahun ini.
Seorang analis kripto di S&P Global, Andrew O'Neill, mengatakan bahwa dirinya merasa cukup skeptis terhadap pelajaran yang dapat diambil dalam hal predfiksi harga dari halving sebelumnya.
“Itu hanya satu faktor dari sekian banyak faktor yang dapat mendorong harga,” jelasnya.
Sebagai catatan, Bitcoin telah berjuang untuk mendapatkan arah sejak rekor tertingginya pada Maret 2024 yang menyentuh di level US$73.803,25.
Namun, mata uang kripto tersebut telah jatuh dalam dua minggu terakhir karena adanya ketegangan geopolitik dan ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga lebih tunggu untuk jangka waktu yang lebih lama.