Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas (poultry), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang 2023. Pada saat bersamaan, penjualan perseroan justru terpantau naik.
Mengacu laporan keuangan di laman BEI, laba bersih CPIN menyusut 20,82% secara year-on-year (YoY) menjadi Rp2,31 triliun pada 2023, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp2,92 triliun.
Pada saat yang sama, penjualan neto CPIN tercatat naik 8,34% YoY menjadi Rp61,61 triliun di 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp56,86 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan CPIN ditopang oleh segmen pakan sebesar Rp49,42 triliun, diikuti segmen ayam pedaging (broiler) sebesar Rp37,18 triliun, ayam olahan Rp10,01 triliun.
Selanjutnya, penjualan anak ayam usia sehari atau day old chicken sebesar Rp7,18 triliun, dan penjualan lain-lain Rp6,52 triliun. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp48,71 triliun.
Seiring kenaikan penjualan, beban pokok CPIN ikut terkerek 9,47% menjadi Rp53,34 triliun, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp48,72 triliun.
Baca Juga
Alhasil, laba bruto perseroan tembus Rp8,27 triliun, atau naik 1,60% YoY dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp8,14 triliun.
Adapun, kas dan setara kas akhir tahun CPIN tercatat sebesar Rp2,23 triliun, atau mengalami kenaikan signifikan 32,04% YoY dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp1,69 triliun.
Berdasarkan neraca, total aset CPIN naik menjadi Rp40,97 triliun per 31 Desember 2023, dibandingkan posisi akhir 2022 sebesar Rp39,84 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp13,94 triliun, dari posisi akhir 2022 sebesar Rp13,52 triliun. Sementara itu, ekuitas CPIN naik menjadi Rp27,02 triliun dari posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp26,32 triliun.