Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Naik, Pasar Prediksi The Fed Tahan Suku Bunga

Mata uang rupiah ditutup menguat ke level Rp15.780 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (30/1/2024).
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke level Rp15.780 per dolar AS pada penutupan perdagangan Selasa (30/1/2024). Pasar memprediksi The Fed masih akan menahan suku bunga pada pertemuan 30-31 Januari 2024.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,19% atau 30 poin ke level Rp15.780 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau melemah 0,05% ke level 103,364.

Mayoritas mata uang kawasan Asia lainnya bergerak menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang naik 0,05%, dolar Singapura naik 0,04%, dolar Taiwan naik 0,33%, won Korea menanjak 0,46%, rupee India naik 0,03%, yuan China menguat 0,04%, ringgit Malaysia naik 0,11% dan Bath Thailand menguat 0,33%.

Hanya peso Filipina yang melemah 0,22% dan dolar Hong Kong melemah 0,02% terhadap dolar AS.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pedagang telah mengurangi kemungkinan bahwa bank sentral AS akan menurunkan suku bunga pada bulan Maret menjadi 48%, dari 89% pada bulan lalu, menurut FedWatch Tool dari CME Group, karena data tersebut memperkuat pandangan bahwa perekonomian AS tetap solid.

“The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga stabil pada hari Rabu dan investor akan fokus pada komentar Ketua Fed Jerome Powell, setelah ia mengindikasikan pada bulan Desember bahwa The Fed beralih ke siklus penurunan suku bunga,” kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa (30/1/2024).

Selain itu, Departemen Keuangan AS mengatakan pihaknya memperkirakan akan meminjam US$760 miliar pada kuartal I/2024, US$55 miliar lebih rendah dari perkiraan bulan Oktober. Investor juga mewaspadai meningkatnya risiko geopolitik setelah tiga anggota militer AS tewas dalam serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan AS di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah.

Di Eropa, Bank Sentral Eropa pada hari Kamis mempertahankan suku bunga pada rekor tertinggi 4% dan menegaskan kembali komitmennya untuk memerangi inflasi bahkan ketika waktu untuk mulai mengurangi biaya pinjaman semakin dekat.

Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengamini pemerintah dan para ekonom, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia optimis akan mampu kembali menyentuh angka 5% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada tahun 2023.

Meski dalam suasana global yang tidak pasti dan cenderung melambat, ekonomi Indonesia tetap bertahan dengan baik alias risilien. Utamanya, permintaan domestik menjadi penopang dan sebagai substitusi pelemahan eksternal.

Adapun aktivitas konsumsi masyarakat yang masih kuat, didukung oleh tingkat inflasi yang relatif terkendali juga penurunan tingkat pengangguran serta peran APBN, secara aktif menjadi shock absorber untuk menjaga daya beli masyarakat sepanjang 2023.

Pada perdagangan Besok, Rabu (31/1/2024), Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp15.750 - Rp15.830 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper