Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Tuah Kasus Crazy Rich—Boeing 737-9 Max Terbang Lagi

Ulasan tentang saham ANTM, merespons kabar penetapan tersangka pengusaha asal Surabaya, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Sabtu (20/1/2024).
Top 5 News. Sumber: Canva.
Top 5 News. Sumber: Canva.

Bisnis.com, JAKARTA — Kabar penetapan tersangka terhadap pengusaha Surabaya Budi Said dalam kasus dugaan korupsi penyalahgunaan kewenangan dalam penjualan lebih dari 1 ton emas PT Aneka Tambang Tbk., menjadi angin segar bagi prospek saham emiten MIND ID berkode saham ANTM tersebut.

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Budi Said sebagai tersangka kasus yang bermula sejak 2018 tersebut. Dalam rentang Maret hingga November 2018, Budi dan sejumlah pejabat Antam diduga melakukan persekongkolan untuk merekayasa transaksi jual beli emas Antam.

Budi bersama sejumlah oknum Antam diduga bersekongkol melakukan transaksi di luar mekanisme Antam dengan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga aktual, seolah-olah BUMN tersebut tengah menyediakan program diskon.

Ulasan tentang saham ANTM yang melonjak 1,54%, merespons kabar penetapan tersangka terhadap Budi Said, pengusaha asal Surabaya, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, selain beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Sabtu (20/1/2024):

 

Primadona Big Caps Geser Kekuatan Saham Konglomerat

Sejumlah saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big cap menjadi primadona sepanjang Januari 2024 mengalahkan beberapa saham konglomerat di tengah momentum January Effect

Mengacu data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis, (18/1/2024), saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menjadi penggerak utama IHSG dengan menopang IHSG 43,33 poin. 

Saham BMRI pun naik 7,9% secara year-to-date (ytd) ke posisi Rp6.525 pada perdagangan kemarin, Kamis, (18/1/2024). Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, dari jajaran saham big cap, dia hanya merekomendasikan saham BMRI. Sebab, secara teknikal dia mencermati emiten perbankan masih cenderung terkoreksi.

Saham jumbo penggerak IHSG lainnya yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Grup Panigoro-Salim, yang menopang IHSG 28,61 poin. Kemudian, disusul saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mendorong IHSG 19,22 poin dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menopang 6,37 poin. 

Secara year to date hingga perdagangan Kamis, (18/1/2024), saham AMMN naik 14,1% ke level Rp7.475, sedangkan saham BBCA naik 2,9% ke posisi Rp9.675, dan saham BBNI naik 3,3% ke level Rp5.550 per saham.

Sementara itu, kinerja saham milik konglomerat Prajogo Pangestu justru kurang memuaskan sepanjang Januari 2024. Misalnya, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) paling membebani IHSG 70,81 poin alias menjadi top laggard, dengan penurunan 24,4% ytd ke level Rp5.650. Saham Prajogo lainnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) menekan IHSG 31,55 poin karena melemah 18,9% secara ytd ke posisi Rp4.260 per saham. Diikuti saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 4,9% ke Rp5.375, dan menekan IHSG 12,41 poin.

 

Tuah Kasus Crazy Rich Budi Said pada Prospek Saham ANTM

Saham ANTM terpantau menguat hingga ke level Rp1.705 hari ini, Jumat (19/1/2023), meskipun di akhir perdagangan ditutup di level Rp1.645. Dengan posisi tersebut, saham ANTM tercatat menguat 1,54% dalam sehari.

Volume transaksi saham ANTM hari ini mencapai 22.635 kali dengan volume transaksi mencapai 138,3 juta lembar saham dan total nilai transaksi Rp232,27 miliar. Di kalangan analis, saham ANTM masih difavoritkan. 

Hal ini terlihat dari konsensus analis Bloomberg, yang menunjukkan 75% dari total analis yang memantau saham ANTM, tepatnya 21 analis, memberikan rekomendasi beli. Sementara itu, 7 analis lainnya menyematkan rating hold.

Secara rata-rata, target harga untuk saham ANTM dipatok sebesar Rp1.993,42 atau memiliki potensi peningkatan harga sebesar 21,2% dalam 12 bulan ke depan. Terlepas dari kasus ini, saham ANTM memang direkomendasikan karena kinerja fundamentalnya yang positif.

 

Prospek Properti Residensial Tetap Berjaya & Tumbuh Positif 2024

Memasuki tahun 2024, warna-warni dinamika pertumbuhan ekonomi dan politik dalam negeri mengirimkan pesan optimis, sekaligus kewaspadaan dalam pertumbuhan properti di Indonesia.

Risiko geopolitik dari kondisi global terus membayangi terakumulasi dengan berbagai tantangan domestik, kondisi ini berdampak pada pergerakan investor properti residensial, yang cenderung wait and see hingga ada kepastian hasil penyelenggaraan pemilu.

Pemulihan ekonomi setelah pandemi yang digulirkan juga harus melalui berbagai tantangan mulai dari peningkatan inflasi, peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) dan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Di tengah tantangan tersebut pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan industri properti, salah satunya insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) di akhir tahun lalu mampu memberikan pesan dukungan untuk pertumbuhan properti yang positif.

Subsektor properti residensial terutama rumah tapak diyakini akan mengalami tren pertumbuhan di tahun 2024 di tengah ingar bingar Pemilu.

 

Tips Sektor Saham Pilihan bagi Investor Pengincar Dividen

Investor dapat mempertimbangkan untuk memprioritaskan saham perbankan jumbo jika berniat mengincar keuntungan dari dividen pada tahun ini, mengingat sektor ini mencatatkan pertumbuhan laba yang lebih baik dibanding sektor lain.

Kinerja keuangan rata-rata emiten di pasar modal sepanjang 2023 lalu tidak setinggi capaian 2022. Hal ini tidak terlepas dari faktor penurunan harga batu bara tahun lalu yang mengakibatkan emiten-emiten tambang batu bara mengalami pelemahan laba.

Alhasil, besaran dividen yang akan dibagikan kepada investor pada tahun ini pun kemungkinan besar tidak akan setinggi tahun lalu. 

Meskipun demikian, investor dapat mempertimbangkan untuk memburu dividen dari sektor lain di luar batu bara, yang pertumbuhan labanya masih kencang.

 

Pesawat 737-9 Max Lion Air Diizinkan Terbang Kembali

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali mengizinkan pengoperasian pesawat Boeing 737-9 Max milik maskapai penerbangan Lion Air setelah sempat diberhentikan operasionalnya (temporary grounded)

Juru Bicara Kemenhub, Adita Irawati, menuturkan proses evaluasi dan inspeksi armada Boeing 737-9 Max milik Lion Air telah rampung. Dari hasil evaluasi tersebut, Kemenhub pun telah mengizinkan ketiga pesawat 737-9 Max milik Lion Air untuk kembali terbang.

Hasil evaluasi Kementerian Perhubungan atas armada Boeing 737-9 Max Lion Air. /Dok. Kemenhub

“Sudah selesai [evaluasi]. Kita kemarin komunikasi dengan Lion Air dan pihak Boeing,” kata Adita di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Kamis (18/1/2024).

Dia menjelaskan jenis pintu pada armada Boeing 737-9 Max milik Lion Air berbeda dengan sistem pintu pesawat milik Alaska Airlines. Dia menuturkan, armada 737-9 Max milik Lion Air telah diizinkan beroperasi sejak 3—4 hari yang lalu.

Sebelumnya, Kemenhub sempat menghentikan sementara operasional (temporary grounded) armada Boeing 737-9 Max miliki Lion Air menyusul insiden lepasnya pintu darurat pada pesawat jenis yang sama milik Alaska Airlines pada 5 Januari 2024. 

Keputusan tersebut diambil setelah adanya review dan evaluasi pada 3 unit armada Boeing 737-9 Max milik Lion Air dengan registrasi PK-LRF, PK-LRG, PK-LRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurbaiti
Editor : Nurbaiti
Sumber : Bisnisindonesia.id
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper