Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (16/1): Batu Bara dan CPO Kompak Loyo

Harga batu bara dan CPO pada perdagangan Senin (15/1/2024) telah ditutup melemah atau kompak loyo.
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg
fasilitas conveyor belt di salah satu tambang batu bara Australia/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara kembali melemah setelah sempat mengalami rebound. Harga crude palm oil (CPO) juga melemah dan menghentikan kenaikan selama tujuh hari berturut-turut. 

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (15/1/2024), harga batu bara berjangka kontrak Januari 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah -0,76% atau -1 poin ke posisi 129,85 per metrik ton. 

Kemudian, kontrak pengiriman Februari 2024 melemah sebesar -0,79% atau -1 poin ke level US$126,25 per metrik ton.

Berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa produksi batu bara nasional mencapai 775 juta ton sepanjang 2023, melebihi target produksi sebesar 695 juta ton, dan merupakan rekor tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa naiknya produksi batu bara disebabkan oleh melonjaknya permintaan di pasar domestik dan internasional sepanjang tahun lalu. 

Adapun, kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara pada tahun ini di kisaran 710 juta ton dengan alokasi wajib pasok domestik di sekitar 181,28 juta ton. 

Mengutip Reuters, impor minyak mentah, batu bara dan bijih besi China telah melonjak hingga mencapai rekor tertinggi pada 2023. Namun, kinerja yang kuat dari pembeli komoditas utama di dunia disertai dengan beberapa peringatan. 

Dapat diketahui, impor batu bara China melonjak 61,8% pada 2023 (year-on-year/yoy) hingga mencapai 474,42 juta ton. Meskipun permintaan listrik China tidak meningkat, peningkatan impor lebih disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat sementara. 

Pembangkit listrik termal meningkat seiring dengan kesulitan pembangkit listrik tenaga air, dengan penurunan produksi sebesar 7,1% dalam 10 bulan pertama tahun tersebut. 

Harga batu bara termal seaborne juga turun tajam pada 2023, membuatnya lebih kompetitif dibandingkan produksi dalam negeri, yang juga kesulitan meningkat cukup cepat untuk memenuhi meningkatnya permintaan listrik. 

Pada 2024, kemungkinan besar pembangkit listrik tenaga air akan meningkat, begitu pula dengan energi terbarukan lainnya seperti angin dan surya, yang dapat membatasi peningkatan permintaan batu bara termal.

Ilustrasi tambang batu bara
Ilustrasi tambang batu bara

Harga CPO

Harga (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 melemah -24 poin menjadi 3,850 ringgit per metrik ton. Kemudian, kontrak Maret 2024 juga melemah -36 poin menjadi 3,820 ringgit per metrik ton. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor minyak kelapa sawit tahun ini turun di atas 4%.

Menurut Ketua Umum Gapki, Eddy Martono, penurunan ekspor minyak kelapa sawit pada 2023 disebabkan oleh adanya stagnasi produksi di Indonesia. 

Di lain sisi, ia mengatakan bahwa permintaan domestik terhadap minyak kelapa sawit terus meningkat, dan peningkatan produksi kelapa sawit Indonesia paling banter tidak lebih dari 5%.

Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia tergelincir pada Senin (15/1) dan menghentikan kenaikan sebelumnya selama tujuh hari berturut-turut, lantaran tertekan oleh kekhawatiran permintaan di negara-negara tujuan utama, meskipun penurunan produksi membatasi kerugian.

Manajer perdagangan di perusahaan berbasis Mumbai, Kantilal Laxmichand & Co, Mitesh Saiya, mengatakan bahwa penurunan produksi di produsen utama, Indonesia dan Malaysia, dan ketegangan di Laut Merah akan membatasi kerugian dalam kontrak minyak kelapa sawit Malaysia. Namun, kekhawatiran permintaan dari negara-negara seperti China dan India juga membatasi kenaikan. 

Harga minyak juga meningkat pada Senin (15/1) karena para pedagang mengamati risiko gangguan pasokan Timur Tengah, menyusul serangan pasukan AS dan Inggris untuk menghentikan Houthi menyerang kapal-kapal di Laut Merah. 

Adapun, kontrak berjangka minyak yang lebih kuat membuat minyak kelapa sawit menjadi pilihan yang lebih menarik untuk bahan baku biodiesel.

Produksi minyak kelapa sawit Malaysia diperkirakan meningkat pada 2023 lantaran berkurangnya kekurangan pekerja. Namun, tantangan tetap ada lantaran para petani perlu menghadapi peraturan Eropa dan AS. 

Kontrak minyak kedelai teraktif, DBYcv1, tetap tidak berubah. Sementara itu, kontrak minyak kelapa sawit, DCPcv1, bertambah 0,3%.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang perdagangan kontrak minyak kelapa sawit, Ringgit malaysia, ditutup melemah -0.49% terhadap dolar AS. Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper