Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (12/1): Batu Bara Masih Loyo, CPO Makin Perkasa

Harga batu bara ditutup melemah pada perdagangan Kamis (11/1/2024), sedangkan harga CPO masih menguat.
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara masih melanjutkan pelemahannya. Harga crude palm oil (CPO) masih menghijau dengan penguatan selama enam hari berturut-turut.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (10/1/2024), harga batu bara berjangka kontrak Januari 2024 di ICE Newcastle ditutup melemah 2,06% atau -2,75 poin ke posisi US$130.75 per metrik ton. 

Kemudian, kontrak pengiriman Februari 2024 juga melemah sebesar 3,99% atau -5,25 poin ke level US$126,25 per metrik ton. 

Badan Energi Internasional (EIA) mengatakan dalam laporan Renewables 2023 yang dirilis Kamis (11/1) mengatakan bahwa China akan menyumbang 5% dari penambahan kapasitas energi terbarukan pada periode 2023 hingga 2028. 

Dalam periode proyeksi, China diperkirakan meningkatkan kapasitas energi terbarukan sebesar 2.060 gigawatt (GW). Sementara, 11 negara yang tergabung dalam Asean diperkirakan akan meningkatkan kapasitas sebesar 63 GW.

Namun, ada kekhawatiran dalam peningkatan pesat energi terbarukan yang dilakukan China, lantaran negeri tersebut, di saat yang sama, masih menambah pembangkit listrik tenaga batu bara dalam jumlah besar. 

China merupakan produsen dan importir batu bara terbesar di dunia dan mempunyai kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara yang dibangung lebih banyak, jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. 

Menurut data Global Energy Monitor, China sedang membangun 136,24 GW pembangkit listrik tenaga batu bara, dan memiliki 255,5 GW lainnya yang sedang dalam pra-izin. 

China telah menyumbang 53% dari 2.095 GW kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara yang beroperasi di dunia, sebuah angka yang kemungkinan besar akan meningkat di tahun-tahun mendatang seiring dengan semakin banyaknya pembangkit listrik tenaga batu bara.

Adapun, hal ini menunjukan bahwa energi terbarukan meningkatkan pangsa pembangkit listrik di Cina. Namun, juga jelas bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara akan tetap ada selama beberapa dekade ke depan.

Harga CPO

Harga (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 menguat 33 poin menjadi 3.775 ringgit per metrik ton. Kemudian, kontrak Maret 2024 menguat 39 poin menjadi 3.796 ringgit per metrik ton.

Mengutip Reuters, minyak sawit berjangka Malaysia pada Kamis (11/1) ditutup menguat selama enam hari berturut-turut, yang didukung oleh kenaikan minyak saingannya. 

"Penguatan pada minyak nabati saingannya telah mendukung reli minyak sawit untuk hari keenam berturut-turut. Aksi jual di pagi hari menekan harga sebelum pemulihan pada minyak nabati saingannya membuat harga kembali ke level psikologis 3.800 ringgit," jelas trader yang berbasis di Kuala Lumpur. 

Eksekutif konsultan Glenauk Economics pada Kamis (11/1) mengatakan bahwa harga minyak kelapa sawit kemungkinan akan meningkat menjadi 4.000 ringgit per metrik ton pada kuartal III/2024. 

Pejabat industri juga mengatakan bahwa produksi minyak kelapa sawit Malaysia diperkirakan akan meningkat pada 2024 karena berkurangnya kelangkaan tenaga kerja. 

Peningkatan produksi tersebut diperkirakan terjadi di tengah adanya tantangan  yang dihadapi para petani untuk mematuhi peraturan-peraturan Eropa dan Amerika Serikat yang menyasar sektor ini, yang ditengarai berkaitan dengan deforestasi dan kerja paksa.

Terkait ekspor, Surveyor kargo Intertek Testing Services memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia turun 3,9% menjadi 354.465 metrik ton.

Berdasarkan data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Indonesia pada 2023 juga diketahui menyetujui penanaman kembali pohon kelapa sawit seluas 53.012 hektar pohon kelapa sawit, di lahan yang dimiliki oleh para petani kecil di bawah program subsidi.

Kontrak minyak kedelai teraktif Dalian, DBYcv1 meningkat sebesar 0,51% dan kontrak minyak sawit, DCPcv1, meningkat sebesar 1,37%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 (CBOT) naik 1,08%.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang perdagangan kontrak minyak kelapa sawit, Ringgit malaysia, ditutup melemah 0,04% terhadap dolar AS. Ringgit yang melemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg, Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper