Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas batu bara kontrak Januari 2024 terus melemah hingga turun 6,72%. Harga crude palm oil (CPO) juga terkoreksi.
Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (3/1/2024), harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari 2024 pada penutupan perdagangan Selasa (1/12) melemah -6,72% atau -9,20 poin ke level US$127,75 per metrik ton. Kemudian, kontrak pengiriman Februari 2024 melemah sebesar -5,72% atau -7,65 poin ke level US$126,15 per metrik ton.
China telah mengembalikan tarif impor pada batu bara pada awal tahun ini. Tarif ini sebelumnya dicabut pada Mei 2022 untuk melindungi dari risiko pasokan setelah invasi Rusia ke Ukraina mengguncang pasar ekonomi global.
Adapun, kini kebijakan telah bergeser untuk melindungi perusahaan pertambangan China dari konsekuensi berlebihnya pasokan, setelah produksi dalam negeri mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.
Indonesia selaku pemasok utama batu bara terlindungi dari tarif tersebut karena tercapainya perjanjian perdagangan bebas dengan Negeri Tirai Bambu tersebut. Australia sendiri juga terbebas dari biaya tersebut.
China menerapkan kembali bea masuk sebesar 6% untuk batu bara yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan 3% untuk batu bara kokas. Sejumlah negara yang terkena dampak dari kebijakan ini adalah Rusia, Mongolia, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat (AS).
Baca Juga
Mengutip CoalMint, Menteri Pertambangan India Pralhad Joshi menuturkan bahwa permintaan listrik India diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada 2030, dengan permintaan batu bara diproyeksikan berada di kisaran 1,5 miliar ton hingga 1,8 miliar ton pada tahun tersebut.
Hal tersebut menandakan adanya ketergantungan yang besar terhadap batu bara untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Kemudian, produksi batu bara India melonjak 10,75% menjadi 92,87 juta ton pada Desember 2023, melampaui tahun sebelumnya yakni sebesar 83,86 juta ton.
Harga CPO
Harga (CPO) atau minyak kelapa sawit di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 melemah -48 poin menjadi 3,647 ringgit per metrik ton. Kemudian, kontrak acuan pada Maret 2024 melemah -60 poin menjadi 3,661 ringgit per metrik ton.
Mengutip Reuters, minyak kelapa sawit Malaysia telah menurun pada Selasa (2/1) ke level terendah dalam lebih dari dua minggu. Penurunan ini terbebani oleh data ekspor dan permintaan yang kurang memuaskan. Harga minyak kedelai juga melemah akibat pasokan yang melimpah.
“[Harga melemah karena] ekspor yang lebih rendah akibat lemahnya permintaan dari negara tujuan dan rendahnya volume perdagangan di hari pertama perdagangan tahun ini," ucap manajer perdagangan di perusahaan perdagangan yang berbasis di Mumbai, Kantilal Laxmichand & Co, Mitesh Saiya.
Surveyor kargo AmSpec Agri dan Intertek Testing Services menuturkan bahwa ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia pada Desember 2023 menurun antara 2,1% sampai 9,9% dari November 2023.
Kementerian Perdagangan Indonesia juga telah menurunkan harga referensi minyak kelapa sawit mentah pada 1-15 Januari 2023 menjadi US$746,69.
Kontrak minyak kedelai, DBYcv1, yang paling aktif di Dalian dan kontrak minyak kelapa sawit, DCPcv1, masing-masing turun 1,5% dan 1,2%.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang perdagangan kontrak minyak kelapa sawit, Ringgit malaysia, ditutup melemah -0,26% terhadap dolar AS. Ringgit yang lebih lemah membuat minyak kelapa sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.