Bisnis.com, JAKARTA – Menguatnya wacana energi hijau menjadi berkah tersendiri bagi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO). Saham emiten di bidang energi terbarukan ini pun diramal memiliki prospek menarik dalam jangka waktu panjang.
Head of Research PT Yuanta Sekuritas Indonesia Chandra Pasaribu menuturkan bahwa proyeksi bisnis dan prospek saham PGEO cukup menarik. Hal ini tidak terlepas dari tren yang digagas pemerintah agar masyarakat dapat memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT).
Menurutnya, dengan adanya campur tangan langsung dari pemerintah terhadap pergerakan tren tersebut, maka segala hal pendukung untuk mewujudkan capaian tersebut bisa semakin mudah.
“Dengan begitu, kalau kita bicara in fundamental case, tentu saja investasi di perusahaan green energy semacam PGEO adalah pilihan yang tepat,” tutur Chandra dikutip Selasa (26/12/2023).
Terlebih, baru ada dua emiten panas bumi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PGEO dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Artinya, seluruh potensi investasi hijau di lantai bursa diperkirakan hanya akan tertuju pada dua saham tersebut.
Chandra menyampaikan ada dua hal yang menarik dari bisnis PGEO. Pertama, secara fundamental kinerja perusahaan. Kedua, dari sudut pandang pelaku pasar atau investor terhadap prospek yang dimiliki oleh saham energi terbarukan tersebut.
Baca Juga
“Kalau kita bicara secara fundamental, posisi PGEO sebagai emiten yang bergerak di sektor energi panas bumi, tentu saja tidak ada masalah. Semuanya bagus dan akan semakin bagus dalam jangka waktu lima hingga tujuh tahun ke depan,” pungkasnya.
Yuanta Sekuritas melihat momentum kuat bagi PGEO karena isu energi hijau saat ini semakin gencar disuarakan. Pertumbuhan jangka panjang PGEO lantas ditingkatkan dari sebelumnya 2% menjadi 3%, dengan target harga saham dipatok di level Rp1.420.
Dari sisi operasional, PGEO juga baru saja melakukan groundbreaking proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2024.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi mengatakan proyek Lumut Balai Unit 2 merupakan bentuk langkah konkret untuk menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 GW.
“Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW, menjadikannya sebagai PLTP terbesar ketiga di Sumatera,” tuturnya.
Setelah groundbreaking, proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional berdasarkan Perpres No.3 Tahun 2016 dan Permen ESDM No. 40 Tahun 2014 ini akan terus diakselerasi ke tahap desain konstruksi, pengeboran pondasi, hingga persiapan jalur transmisi.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.