Bisnis.com, BADUNG – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memaparkan tiga kunci strategi kebijakan pemerintah dalam menghadapi tantangan geopolitik dan geoekonomi ke depan.
Suahasil menyampaikan strategi pertama, yaitu menjaga stabilitas ekonomi makro dengan merancang respons kebijakan secara hati-hati. Kedua, dukungan fiskal yang tepat sasaran khususnya bagi kelompok rentan.
Sementara strategi ketiga, yaitu terus membangun keberlanjutan pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat melalui reformasi struktural yang komprehensif.
Suahasil mengatakan bahwa perekonomian global saat ini dihadapkan pada meningkatnya fragmentasi geo-ekonomi. Hal ini tercermin dari pembatasan perdagangan dan investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) yang meningkat tiga kali lipat sejak 2018.
“Pola perdagangan bergeser, seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang merespons ketidakpastian kebijakan dan mencari cara untuk melindungi rantai pasokan mereka dari risiko geopolitik. FDI juga semakin terkonsentrasi di negara-negara yang secara geopolitik memiliki kesamaan [friendshoring],” katanya pekan lalu (7/12/2023).
Lebih lanjut, Suahasil mengatakan bahwa lembaga-lembaga internasional juga perlu melakukan reformasi mengikuti dinamika dunia untuk menjaga keadilan dan pemerintahan yang inklusif.
Baca Juga
Reformasi ini menurutnya dapat mencakup upaya untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan global.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan periode 2004-2011 Mari Elka Pangestu juga menyampaikan bahwa situasi global saat ini sedang menghadapi tekanan geopolitik dan geoekonomi yang menimbulkan keterkaitan antara ekonomi, keamanan, dan teknologi.
Di sisi lain, Mari berpendapat bahwa terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia karena pergeseran situasi ekonomi politik global membuka kesempatan relokasi dan peralihan perdagangan, terutama dari China dan Amerika Serikat.
Di samping itu, muncul juga fenomena green competitiveness dan green trade yang berpotensi meningkatkan permintaan ekspor green goods, jugaa dari sisi teknologi.
“Indonesia perlu mendorong reformasi dengan mengintegrasikan kebijakan iklim dengan pembangunan. Selain itu, perlu adanya investasi pada sumber daya manusia, teknologi dan institusi. Dari sektor perdagangan, Indonesia perlu menurunkan border barriers, menyiapkan fasilitas perdagangan dengan baik dan mendorong perubahan yang konstruktif,” kata dia.