Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berisiko mengalami koreksi bila dilihat dari analisa teknikal.
Analis RHB Sekuritas Muhammad Wafi mengatakan indeks komposit berisiko melemah. “IHSG terlihat melakukan koreksi teknikal untuk menguji support garis MA5 disertai volume,” ungkapnya dalam riset, Kamis (7/12/2023).
Menurutnya jika IHSG breakdown support garis MA5 maka indeks komposit berpeluang untuk kembali membuat Lower Low (LL) level menguji support MA20 sekaligus support bearish channel-nya.
“Namun jika bertahan diatas garis MA5 maka berpeluang untuk kembali rebound dan melanjutkan fase bullish-nya. Range pergerakan IHSG saat ini berada dikisaran 7.000 hingga 7.150,” ungkapnya.
Tim riset MNC Sekuritas memperkirakan selama IHSG belum mampu menembus 7.150 sebagai resistancenya. Maka saat ini diperkirakan IHSG sedang membentuk wave (ii) dari wave [iii]. Adapun area koreksi IHSG terdekatnya diperkirakan berada di 6.954-7.029 untuk pada label hitam.
Tim riset Phintraco Sekurias menyampaikan IHSG berpotensi konsolidasi dalam rentang 7.050-7.100 pada Kamis (7/12/2023). Secara teknikal Stochastic RSI telah memasuki overbought area.
Baca Juga
Dari eksternal, data Continuing Jobless Claims turun menjadi 1.91 juta untuk minggu yang berakhir pada 25 November dari sebelumnya di 1.92 juta. Jumlah data pengangguran ini menunjukkan bahwa kondisi sektor ketenagakerjaan di AS relatif stabil.
"Kondisi ini tidak mempengaruhi kemungkinan The Fed untuk menahan suku bunga acuan pada FOMC Desember mendatang," jelas tim riset.
Selain itu, investor juga menanti rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III/2023 di Euro Area yang diperkirakan terkontraksi ke -0.1% qoq dari sebelumnya 0.2% qoq.
Investor memperkirakan The Fed maupun ECB akan menahan suku bunga acuan pada Desember 2023 sehingga membangun keyakinan bahwa BI akan mengambil langkah serupa. Kondisi ini memicu penguatan nilai tukar rupiah ke level Rp15.490 per dolar AS hari ini.