Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) merespons kabar yang menyatakan valuasi dari kesepakatan penggabungan atau merger dengan PT XL Axiata Tbk. (EXCL) berada di bawah harga Rp50 per saham.
Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys mengatakan hingga saat ini manajemen belum mengetahui sejauh apa proses diskusi yang tengah berlangsung terkait dengan merger tersebut. Dia pun belum bisa memastikan pada harga berapa kesepakatan merger tersebut akan terjadi.
"Kami tidak tahu. Saya baca juga kabarnya, tapi belum dapat konfirmasi apa-apa [dari pemegang saham]," kata Merza ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Merza melanjutkan, pembicaraan mengenai merger bukan merupakan urusan pihaknya di manajemen. Menurutnya, pembicaraan tersebut merupakan ranah pemegang saham, dalam hal ini Grup Sinarmas dan Grup Axiata.
Lebih lanjut, Merza menuturkan merger merupakan salah satu langkah yang positif bagi FREN. Dia berharap merger tersebut dapat terjadi dengan baik.
"Kami tentu mengharapkan ada solusi yang lebih baik dengan merger. Merger menjadi solusi yang baik bagi kinerja kami," ucap Merza.
Baca Juga
Sebelumnya, Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis dalam risetnya mengatakan FREN telah menetapkan target jangka pendek sebelum melakukan aksi korporasi lainnya.
"Menurut Smartfren, pembicaraan merger dengan XL Axiata telah dilakukan dua tahun yang lalu. Waktu itu, pembicaraan tidak menemui titik terang dan saat ini pembicaraan tersebut dilanjutkan," tulis Niko dalam risetnya.
Niko menuturkan FREN telah menetapkan jangka waktu untuk menyelesaikan program belanja modalnya paling lambat semester I/2024, dengan tambahan 2.000 lokasi. Dia mempercayai, rencana tersebut mungkin terkait dengan pembicaraan merger saat ini dengan EXCL.
BRI Danareksa Sekuritas mencatat nilai perusahaan saat ini atau enterprise value dari EXCL adalah Rp73,6 triliun, dan FREN Sebesar RP43,1 triliun. Sementara itu, kapitalisasi pasar bagi EXCL adalah Rp31,1 triliun, dan FREN sebesar Rp18,9 triliun.
"FREN memiliki tingkat utang yang tinggi sekitar 5 kali net debt to EBITDA dibandingkan dengan 2,7 kali untuk EXCL. Kami berpikir cara tercepat bagi FREN untuk mengurangi utangnya adalah dengan pemegang saham utama menambahkan modalnya lebih lanjut," ujarnya.
Dengan kinerja tersebut, Niko melihat FREN memiliki waktu sekitar 3-9 bulan untuk menunjukkan perbaikan agar dapat bernegosiasi untuk valuasi yang lebih tinggi apabila kesepakatan merger terjadi.