Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Hari Ini (18/10): Batu Bara Kembali Memerah, CPO Bergeming

Harga batu bara kembali melemah setelah mengalami kenaikan tiga hari berturut-turut, sedangkan harga CPO tidak berubah.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Harga CPO

Harga CPO untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia tetap di level ke 3,765 ringgit per ton pada perdagangan Selasa (17/10). Sementara, untuk kontrak November 2023 menguat 2 poin menjadi 3,737 ringgit per metrik ton.

Mengutip Reuters pada Rabu (18/10) kontrak berjangka minyak sawit Malaysia mengalami sedikit perubahan pada Selasa (17/10) setelah mengalami tiga sesi kenaikan berturut-turut karena ekspor yang kuat dan permintaan China yang diimbangi melemahnya harga minyak kedelai Chicago. 

Menurut perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, diketahui bahwa ekspor produk minyak sawit Malaysia 1-15 Oktober 2023 naik 5,6 persen, jika dibandingkan dari 1-15 September 2023. Surveyor kargo lainnya, Intertek Testing Services, mengatakan ekspor naik 7,3%.

Menurut surat edaran di situs web Dewan Minyak Sawit Malaysia pada Selasa (17/10) negaranya mempertahankan pajak ekspor November untuk minyak kelapa sawit mentah sebesar 8% dan menurunkan harga referensi.

Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak lain yang bersaing dalam pasar minyak nabati global.

Berdasarkan catatan Bisnis, impor minyak sawit India pada September 2023 menurun 26% dari bulan sebelumnya menjadi 834.797 ton, mencatatkan impor terendah dalam tiga bulan. Hal ini akibat persediaan yang tinggi dan mendorong penyulingan untuk mengurangi pembelian. 

Analisis teknikal Reuters Wang Tao juga menuturkan bahwa minyak kelapa sawit kemungkinan akan memperpanjang kenaikannya ke kisaran 3,768 ringgit hingga 3,795 ringgit per ton, karena telah menembus zona resistensi di kisaran 3,720 ringgit hingga 3,730 ringgit.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper