Bisnis.com, JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 Asean 2023 dimulai pada pekan ini. Posisi Bursa Efek Indonesia (BEI) di antara negara-negara Asean pun menarik untuk dicermati.
Dalam data statistik BEI per 1 September 2023, IHSG secara year-to-date (ytd) telah naik 1,85 persen. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi kedua di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Penguatan IHSG hanya kalah dengan Indeks Bursa Vietnam atau VN-Index yang melaju kencang 21,54 persen sejak awal tahun.
Sebelumnya, firma audit dan akuntansi Ernst & Young atau EY juga mencatat pasar modal Indonesia bersinar terang dalam hal penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) hingga semester I/2023.
EY mencatat Indonesia memimpin bursa Asia Tenggara dengan menjadi tuan rumah untuk 45 IPO pada paruh pertama 2023, dengan total pendapatan US$2,2 miliar atau setara Rp33 triliun.
Perusahaan tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk. (NCKL) menjadi perusahaan dengan perolehan dana IPO terbesar di semester I/2023, yakni sebesar Rp9,99 triliun.
Baca Juga
EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Sahala Situmorang mengatakan secara keseluruhan, pasar IPO telah mengalami pertumbuhan luar biasa dari tahun ke tahun. Sahala menuturkan jumlah IPO naik 120 persen dan nilai transaksi gabungan tumbuh sebesar 85 persen dari 20 IPO pada semester I/2022, dengan nilai transaksi US$1,2 miliar.
"Sektor yang paling populer untuk go public adalah sektor industri dan material yang didorong oleh pesatnya industrialisasi di Indonesia dan meningkatnya jumlah perusahaan yang ingin memanfaatkan peluang melimpahnya sumber daya alam Indonesia," kata Sahala.
EY memperkirakan momentum ini akan berlanjut untuk ekuitas dan pasar modal Indonesia pada kuartal berikutnya.
Sementara itu, berdasarkan catatan firma audit dan akuntansi Deloitte, selama semester I/2023 Indonesia mencatatkan 45 IPO, terbanyak dibandingkan Thailand sebanyak 18 IPO, Malaysia 16 IPO, Singapura 3 IPO, Filipina 2 IPO, dan Vietnam 2 IPO.
Kapitalisasi pasar IPO Indonesia menjadi yang terbesar di kawasan, yakni senilai US$15,6 miliar, terdepan dibandingkan Thailand sebesar US$1,9 miliar, Malaysian US$2,09 miliar, Singapura US$101 juta, Filipina US$228 juta, dan Vietnam US$10 juta.
Pasar modal Indonesia juga berhasil menghimpun dana sebesar US$2,28 miliar, disusul Thailand US$517 juta, Malaysia US$369 juta, Singapura US$21 juta, Filipina US$59 juta, dan Vietnam US$2 juta.
Sebanyak 4 emiten dari Indonesia juga mengisi daftar 10 besar IPO di Asia Tenggara selama semester I/2023. IPO terbesar di Asean hingga semester I/2023 adalah IPO NCKL sebesar US$683 juta, disusul di posisi kedua PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) US$627 juta, posisi ketiga PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) US$594 juta, dan posisi delapan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) US$58 juta.
Adapun hingga 2 September 2023, BEI mencatat terdapat 64 perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan dana yang dihimpun Rp49,2 triliun.
Dalam pipeline BEI, terdapat 26 perusahaan yang masih antre untuk melakukan penawaran umum perdana saham per 1 September 2023.