Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) berfluktuasi jelang laporan kinerja keuangan semester I/2023 pada hari ini, Senin (24/7/2023).
Pada penutupan perdagangan, saham UNVR berada di posisi Rp4.290, sama seperti akhir pekan lalu. Hari ini, saham UNVR bergerak di rentang 4.270-4.340.
Transaksi saham UNVR mencapai Rp37,79 miliar. Kapitalisasi pasarnya Rp163,66 triliun dan valuasi PER 30,63 kali. Sepanjang 2023, saham UNVR masih turun 8,72 persen.
Menurut konsensus analis Bloomberg, UNVR diprediksi mencatatkan pendapatan Rp11,08 triliun pada kuartal II/2023 dan laba bersih Rp1,47 triliun. Nilai itu masing-masing naik dari kuartal I/2023 sejumlah Rp10,6 triliun dan Rp1,4 triliun.
Secara kumulatif, total pendapatan UNVR pada semester I/2023 diprediksi mencapai Rp21,69 triliun dengan raihan laba bersih Rp2,88 triliun.
Konsensus analis Bloomberg juga masih memandang positif prospek saham UNVR. Dari 29 analis yang memantau, 13 di antaranya merekomendasikan beli, 8 sarankan tahan, dan 8 lainnya memilih rekomendasi jual. Target harga rata-rata saham UNVR ialah Rp4.590.
Baca Juga
Sementara itu, manajemen UNVR melaporkan kontraksi pasar pada awal 2023 dibandingkan dengan pengujung 2022. Meski demikian, UNVR tetap optimistis membidik pertumbuhan di atas performa pasar.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti melaporkan bahwa kondisi pasar fast moving consumer goods (FMCG) pada kurun Februari—April 2023 lebih rendah dibandingkan dengan November 2022 sampai Januari 2023.
“Kami lihat terdapat penurunan di pasar sekitar 4—5 persen dan ini terlihat dari sisi nilai maupun volume,” kata Ira dalam paparan publik, Kamis (22/6/2023).
Meskipun pasar mengalami kontraksi, Ira menyebutkan bahwa pangsa pasar UNVR cenderung tetap meningkat. Hal ini setidaknya terlihat dari pangsa pasar segmen produk perawatan tubuh yang mencapai 46,1 persen pada kuartal I/2023, lebih tinggi daripada kuartal sebelumnya sebesar 44,7 persen.
Pangsa pasar untuk segmen ini juga meningkat secara volume, dari 41,8 persen pada kuartal IV/2022 menjadi 43,8 persen pada kuartal I/2023.
“Yang ingin kami fokuskan adalah bagaimana tetap kompetitif di pasar dan memastikan pertumbuhan lebih baik dari pasar. Jadi target untuk tumbuh di atas pasar tidak kami revisi,” lanjutnya.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023 yang belum diaudit, Unilever mengantongi laba sebesar Rp1,40 triliun. Capaian tersebut 30,47 persen lebih rendah daripada Januari—Maret 2022 yang menembus Rp2,02 triliun.
Penurunan laba Unilever turut dipicu oleh berkurangnya penjualan bersih. Selama kuartal I/2023, UNVR hanya mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp10,6 triliun atau turun 2,15 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 yang mencapai Rp10,83 triliun.
Meski demikian, penjualan di kuartal I/2023 meningkat daripada kuartal IV/2022 yang berjumlah Rp9,68 triliun dan kuartal III/2022 sebesar Rp10,08 triliun.
Kinerja penjualan UNVR terutama ditopang oleh segmen food and refreshment yang tumbuh 3,4 persen pada kuartal I/2023. Sementara itu, segmen home and personal care terkontraksi 3,6 persen.
Direktur Keuangan Unilever Vivek Agrawal tidak memungkiri bahwa terjadi penurunan penjualan pada kuartal pertama 2023. Meski demikian, UNVR berhasil mencetak gross margin yang lebih baik pada kuartal I/2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dari 42,6 persen menjadi 49,3 persen.
Margin laba bersih kuartal I/2023 yang bertengger di 13,3 persen juga lebih baik daripada dua kuartal sebelumnya yang masing-masing berada di 11,7 persen pada kuartal III/2022 dan 7,8 persen pada kuartal IV/2022.
“Kami tetap optimistis pada 2023 meskipun ada penurunan pendapatan pada kuartal pertama 2023. Kami akan melanjutkan strategi kami untuk memimpin pasar dan memenangkan konsumen. Kami juga akan fokus pada tujuan kami untuk tumbuh kompetitif dengan memastikan investasi yang tepat pada merek-merek kami,” kata Vivek.