Bisnis.com, JAKARTA – Rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari 3 entitas usaha BUMN Pertamina diramal akan meningkatkan kapitalisasi pasar (Market Cap) IHSG secara signifikan.
Ketiga perusahaan itu adalah PT Pertamina International Shipping, PT Pertamedika Indonesia Healthcare Corporation, dan PT Pertamina Hulu Energi. Rencana tersebut diketahui sedang dimatangkan oleh pihak-pihak terkait.
Kepala Riset Praus Capital Alfred Nainggolan menuturkan ketiga anak usaha Pertamina ini memiliki buku yang bagus dan dinilai layak IPO. Dia juga menilai bahwa dari sisi size juga sangat besar, khususnya untuk Pertamina Hulu Energi (PHE).
“IPO anak usaha Pertamina akan meningkatkan kapitalisasi pasar saham secara signifikan. Laba bersih PHE 2022 mencapai Rp69 triliun, jika menggunakan valuasi PGEO [Pertamina Geothermal] saat ini, maka nilai kapitalisasi PHE mencapai Rp811 triliun atau 8,2 persen dari nilai total kapitalisasi pasar kita saat ini,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/7/2023).
Menurut Alfred, setiap BUMN tentunya berharap anak perusahaan dapat memiliki akses permodalan secara luas dan tidak lagi bergantung pada induk. Hal ini, lanjutnya, bertujuan meraih peningkatan pertumbuhan ke depannya.
Jika melihat kebutuhan dari sisi perusahaan dan kondisi sektor yang masih cukup prospektif, peluang IPO dari ketiga anak usaha Pertamina memang akan sangat besar. Akan tetapi, persetujuan aksi korporasi ini dinilai sarat kepentingan politis,
Baca Juga
“Sebagaimana kita tahu, persetujuan IPO BUMN atau anak usaha BUMN ada faktor ‘politik’, sehingga kondisi perusahaan dan sektor tidak bisa menjadi satu-satunya pertimbangan,” tuturnya.
Dihubungi terpisah, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio juga menilai rencana IPO entitas usaha Pertamina memiliki prospek baik ke depan.
Frankie mengatakan PIS sebagai perusahaan jasa pelayaran distribusi energi, diketahui akan menggunakan dana IPO untuk melakukan ekspansi bisnis ke berbagai jenis angkutan yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis.
“Terlebih lagi PIS sendiri memang memiliki jalur pelayaran hampir ke seluruh wilayah Nusantara, dengan IPO ini dapat mendongkrak nilai kompetitif dibandingkan perusahaan sejenisnya,” tutur Frankie.
Sementara itu, IHC juga disebutkan memerlukan suntikan dana karena perusahaan tengah banyak melakukan akuisisi rumah sakit BUMN lainnya. Dengan suntikan IPO, kualitas dan kuantitas rumah sakit di bawah naungan perusahaan diproyeksikan meningkat.
Adapun, PHE bakal menggunakan dana dari aksi korporasi itu untuk mengeksplorasi migas baru. Kendati demikian, Frankie menilai IPO PHE memiliki risiko khususnya dry hole.
“Tetapi, jika kita melihat pengalaman yang dimiliki oleh PHE yang sudah puluhan tahun dan telah mengelola 40 wilayah kerja diproyeksikan dapat meminimalkan risiko tersebut,” tuturnya.
Menurut Frankie, aksi IPO dari entitas usaha Pertamina cukup menarik mengingat perusahaan pelat merah ini mampu meraup laba bersih terbesar di Indonesia pada 2022 dengan perolehan sebesar US$3,81 miliar atau setara Rp57 triliun.
“Jadi, dapat dikatakan perusahaan Group Pertamina memiliki potensi dan prospek yang cerah, dengan tambahan dana IPO nantinya, perusahaan-perusahaan ini menjadi menarik untuk dicermati oleh investor,” kata Frankie.