Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor tambang PT United Tractors Tbk. (UNTR) tercatat cukup ekspansif dengan rencana akuisisi perusahaan tambang nikel senilai AUD934 juta atau setara Rp9,38 triliun. Selain akuisisi, UNTR juga cukup banyak menggunakan kas tahun ini seperti pembagian dividen Rp25,5 triliun.
Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis mengatakan UNTR masih akan menggunakan kasnya untuk keperluan closing transaction, salah satunya untuk akuisisi perusahaan nikel.
"Rasanya kami belum membutuhkan aksi korporasi, karena internal cash mencukupi," kata Sara ditemui usai Handover Ceremony Komatsu HB365-1 di Kantor Pusat United Tractors, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
Namun, kata dia, apabila diperlukan nantinya UNTR masih memiliki fasilitas pinjaman. Untuk sementara ini, pihaknya masih akan menggunakan kas internal untuk kebutuhan perusahaan.
Sebagai informasi, hingga kuartal I/2023 UNTR tercatat memiliki kas dan setara kas senilai Rp46,35 triliun. Jumlah ini naik dari 31 Desember 2023 yang senilai Rp38,2 triliun.
Sebelumnya, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Edward Tanuwijaya dalam risetnya menjelaskan pihaknya melakukan penyesuaian valuasi discounted cashflow (DCF) pada UNTR menjadi Rp104,8 triliun, atau lebih rendah 30 persen dari asumsi yang setara dengan Rp28.000 per saham.
Baca Juga
Hal ini memperhitungkan penurunan kas internal UNTR akibat pembayaran dividen baru-baru ini, akuisisi yang akan datang, dan pengeluaran modal yang agresif 3 tahun setelah akuisisi.
KISI mencatat UNTR melanjutkan serangkaian akuisisi dengan anak perusahaannya PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), dengan menandatangani Share Subscription Agreement (SSA) untuk 19,99 persen saham di Nickel Industries Limited (NIC) yang tercatat di Busa Australia, dengan total transaksi AUD943 juta.
NIC memiliki 80 persen kepemilikan saham PT Hengjaya Mineralindo yang merupakan salah satu pemasok bijih nikel terbesar untuk IMIP, dan mengoperasikan mayoritas kepemilikan saham di 12 smelter RKEF baik di IMIP maupun IWIP.
"Setelah selesai, kami memperkirakan investasi ini akan menghasilkan pendapatan tahunan sekitar Rp750 miliar, berkontribusi sekitar 5 persen terhadap laba bersih UNTR mulai full year 2024 ke depan," tulis Edward, dikutip Selasa (4/7/2023).
Selain itu, DTN melakukan non-binding agreement untuk investasi langsung bersyarat dalam proyek HPAL NIC. Edward melihat hal ini merupakan kelanjutan upaya UNTR untuk mendiversifikasi bisnisnya dari batu bara, setelah penandatanganan CSPA sebesar US$271,3 juta pada tanggal 3 Desember 2022 untuk akuisisi perusahaan pertambangan nikel PT Stargate Pasific Resources dan perusahaan smelter nikel PT Stargate Mineral Asia.