Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia mencapai Rp2,22 triliun selama pekan lalu (19–22 Juni 2023). Dana jumbo ini masuk jelang Indonesia libur panjang dengan cuti bersama Iduladha sehingga pasar keuangan Tanah Air hanya dibuka 2 hari ,yakni 26 dan 27 Juni 2023.
“Berdasarkan data transaksi 19 – 22 Juni 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik [investor asing] beli neto Rp2,22 triliun,” ujar Kepala Departemen komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi dikutip pada Minggu (25/6/2023).
Erwin menyampaikan bahwa jumlah tersebut terdiri atas beli neto senilai Rp3,26 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto Rp1,05 triliun di pasar saham.
Sementara itu, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun ini atau hingga 22 Juni 2023, aliran modal asing yang masuk pasar keuangan dalam negeri mencapai Rp81,97 triliun di pasar SBN. Sementara di pasar saham masih tercatat beli neto Rp14,48 triliun.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, BI melaporkan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia 5 tahun naik ke posisi 84,04 basis poin (bps) sampai dengan 22 Juni 2023, atau dari posisi 81,03 bps per 16 Juni 2023.
Erwin juga menyampaikan bahwa hingga 22 Juni 2023, rupiah ditutup pada level Rp14.935 per dolar Amerika Serikat (AS). Adapun, imbal hasil atau yield SBN 10 tahun stabil di posisi 6,28 persen, sedangkan yield US Treasury 10 tahun naik ke level 3,795 persen.
Baca Juga
Pada akhir perdagangan pekan lalu, Jumat (23/6), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp14.998. Pelemahan terjadi pasca the Fed memberi sinyal kembali menaikkan suku bunga acuan.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terkoreksi 0,39 persen ke Rp14.940,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,55 persen ke 102,95.
Beberapa mata uang kawasan Asia yang ikut melemah adalah won Korea Selatan turun 0,73 persen, dolar Singapura turun 0,48 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,46 persen.
Erwin menyatakan bahwa bank sentral akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait guna mengoptimalisasi bauran kebijakan.
“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tuturnya.