Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat ke Rp14.889 Meski Dolar AS Terdorong Pagu Utang AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp14.889 pada pembukaan perdagangan Senin (5/6/2023).
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp14.889 pada pembukaan perdagangan Senin (5/6/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp14.889 pada pembukaan perdagangan Senin (5/6/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat ke posisi Rp14.889 pada pembukaan perdagangan Senin (5/6/2023). Penguatan rupiah terjadi kala indeks dolar AS meningkat.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka menguat 0,70 persen ke Rp14.889  per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,10 persen ke 104,12.

Beberapa mata uang kawasan Asia yang dibuka menguat terhadap dolar AS pagi ini adalah ringgit Malaysia naik 0,81 persen, rupee India naik 0,13 persen, dan yuan China naik 0,04 persen, 

Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang melemah di hadapan dolar AS adalah peso Filipina turun 0,30 persen, won Korea Selatan turun 0,25 persen, dan yen Jepang turun 0,15 persen.

Selanjutnya, dolar Taiwan turun 0,11 persen, baht Thailand turun 0,04 persen, dolar Hong Kong turun 0,02 persen, dan dolar Singapura turun 0,01 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS lantaran ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS pada Juli 2023.

Beberapa faktor yang dapat memicu kenaikan suku bunga acuan AS adalah rilis data tenaga kerja AS, Non Farm Payrolls Mei, yang masih solid di Jumat malam kemarin. Selain itu, kondisi tenaga kerja AS yang masih bagus dapat mendorong kembali naiknya inflasi AS.

“Padahal Bank Sentral AS menginginkan inflasi hanya di 2 persen. Selain itu, pasar mewaspadai penurunan aktivitas manufaktur China yang melebihi ekspektasi,” ujar Ariston dalam riset, Senin (5/6/2023).

Lebih lanjut, dia mengatakan kesepakatan akan batas pagu utang AS akan mendorong pelaku pasar untuk masuk kembali ke aset berisiko termasuk emerging market. Hal ini dinilai dapat menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS.

Dari dalam negeri, dia mengatakan data inflasi per Mei 2023 yang akan rilis diperkirakan masih dalam kisaran target Bank Indonesia (BI). Rilis data inflasi kemungkinan dapat menjaga kepercayaan pasar terhadap perekonomian indonesia dan membantu menahan pelemahan rupiah.

Ariston memproyeksi rupiah berpotensi melemah ke rentang Rp15.050-Rp15.100 dengan potensi support di kisaran Rp14.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper