Bisnis.com, JAKARTA - Grup Medco, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) melakukan penawaran umum saham perdana (IPO) dengan harga penawaran awal Rp1.650 - Rp1.775 per saham. Perseroan berpotensi meraih dana IPO Rp12,9 triliun.
Dalam IPO, perusahaan menawarkan sebanyak-banyaknya 7.287.520.000 (7,28 miliar) saham atau 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor. Nilai nominal Rp125 dengan harga penawaran Rp1.650 - Rp1.775 per saham. Oleh karena itu, AMMN berpotensi meraih dana Rp12,01 triliun-Rp12,9 triliun.
Perseroan mengadakan Program Opsi Kepemilikan Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan atau Program MSOP) dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 602.336.000 (602,33 juta) atau sebesar-besarnya 0,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham.
Harga pelaksanaan Mesop akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada ketentuan yang termaktub dalam peraturan Bursa Efek Indonesia.
Sejumlah sekuritas yang menjadi penjamin pelaksana emisi efek, yakni PT BNI Sekuritas, PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT DBS Vickers Indonesia, dan PT Mandiri Sekuritas. Penjamin emisi efek ditentukan kemudian.
Jadwal IPO Amman (AMMN)
Masa Penawaran Awal : 31 Mei – 16 Juni 2023
Perkiraan Tanggal Efektif : 26 Juni 2023
Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 28 Juni – 3 Juli 2023
Perkiraan Tanggal Penjatahan : 3 Juli 2023
Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 4 Juli 2023
Perkiraan Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) : 5 Juli 2023
Baca Juga
Seluruh dana yang diperoleh dari IPO setelah dikurangi seluruh biaya-biaya emisi saham, akan digunakan oleh AMMN untuk berbagai hal
Pertama, sekitar Rp1.786.128.000.000 (Rp1,78 triliun) atau sekitar US$117,2 juta akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMIN melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh PT Amman Mineral Industri (AMIN).
Selanjutnya akan digunakan oleh AMIN untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Smelter di AMIN yang berlokasi di Dusun Otakeris, Desa Maluk, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
AMMN akan melakukan penyetoran modal kepada AMIN dalam mata uang dolar AS. Kurs yang akan digunakan pada saat penyetoran modal kepada AMIN adalah kurs yang berlaku (prevailing rate) pada saat dilakukan penyetoran modal tersebut.
Sebagai indikasi nilai rupiah untuk penyetoran modal tersebut digunakan asumsi nilai tukar USD/IDR 15.240,00 yang merupakan JISDOR pada tanggal 28 Februari 2023
Kedua, sekitar Rp3.048.000.000.000 (Rp3,04) triliun akan digunakan oleh Amman Mineral Internasional untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Perseroan akan melakukan pelunasan utang kepada AMNT dalam mata uang dolar AS.
Kurs yang akan digunakan pada saat pelunasan utang kepada AMNT adalah kurs yang berlaku (prevailing rate) pada saat dilakukan penyetoran modal tersebut.
Sebagai indikasi nilai rupiah untuk penyetoran modal dan pelunasan utang tersebut digunakan asumsi nilai tukar USD/IDR 15.240,00 yang merupakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 28 Februari 2023. Perseroan tidak memerlukan persetujuan dari pihak ketiga untuk melakukan pelunasan pinjaman kepada AMNT.
Ketiga, sisa dana akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT melalui pengambilbagian saham baru yang akan diterbitkan oleh AMNT, yang selanjutnya akan digunakan oleh AMNT untuk membiayai pengeluaran modal atas Proyek Ekspansi Pabrik Konsentrator yang berlokasi di Desa Sekongkang Atas, Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Kemudian, Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT yang berlokasi di Desa Benete, Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
PT Amman Mineral Internasional Tbk. adalah perusahaan holding entitas Grup Medco (MEC) dan melakukan kegiatan eksplorasi, pembangunan, penambangan, pemrosesan, serta di masa mendatang, pengolahan, dan pemurnian di Indonesia melalui perusahaan anak dan entitas asosiasi operasi perseroan.
Melalui anak perusahaan AMMN, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, Perseroan mengoperasikan tambang tembaga dan emas terbuka yang dikenal sebagai tambang Batu Hijau di Kecamatan Sekongkang, Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
Tambang Batu Hijau memproduksi konsentrat tembaga berkadar tinggi yang sangat bersih serta mengandung emas dan perak sebagai mineral pengikutnya, yang merupakan bahan baku (feedstock) yang sangat diminati oleh smelter di seluruh dunia. Per tanggal 31 Desember 2022, tambang Batu Hijau secara kumulatif telah memproduksi 9.400 Mlbs tembaga dan 9,5 Moz emas.