Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Naik 3 Hari Beruntun, Ucapan Sakti Menteri Arab Saudi

Harga WTI yang menetap di atas level US$$74 per barel merupakan level tertinggi sejak awal Mei 2023.
Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman berbicara selama sesi panel di Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar pada 23 Mei 2023 - Bloombeg/Getty Image.
Menteri Energi Arab Saudi Abdulaziz bin Salman berbicara selama sesi panel di Forum Ekonomi Qatar di Doha, Qatar pada 23 Mei 2023 - Bloombeg/Getty Image.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah naik untuk hari ketiga karena laporan persedian minyak Amerika Serikat (AS) yang bullish, ditambah lagi sentimen peringatan Arab Saudi untuk para spekulan atau pelaku short-selling.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli naik 1,96 persen, menjadi menetap di US$74,34 per barel di New York Mercantile Exchange pada akhir perdagangan Rabu (24/5/2023) waktu setempat.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli melonjak 1,98 persen, menjadi ditutup pada US$78,36 per barel di London ICE Futures Exchange.

Mengutip Bloomberg, Kamis (25/5/2023), harga WTI yang menetap di atas level US$$74 per barel merupakan level tertinggi sejak awal Mei 2023. Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman mengatakan kepada para spekulan awal pekan ini untuk "berhati-hati".

Peringatan Pangeran Abdulaziz bin Salman ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai sinyal bahwa OPEC dan sekutunya mungkin mempertimbangkan pengurangan produksi lain menjelang pertemuannya minggu depan. Sementara itu, persediaan minyak mentah AS turun terbesar sejak November 2023.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Energi AS (EIA), persediaan minyak mentah komersial AS membukukan penurunan secara minguan sebesar 12,5 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Mei kontras dengan ekspektasi kenaikan tipis.

Namun, kebuntuan yang terus berlanjut atas pembicaraan plafon utang di Washington, yang sangat membebani pasar keuangan, terus membatasi kenaikan minyak mentah. Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan pada Selasa malam bahwa kedua pihak belum mencapai kesepakatan untuk mencegah gagal bayar yang pertama kali.

Terlepas dari reli baru-baru ini, minyak masih turun sekitar 7 persen untuk tahun ini karena para pedagang bergulat dengan pemulihan ekonomi China pasca-Covid yang lesu, kenaikan suku bunga dari Federal Reserve dan teka-teki utang AS. Ekspor Rusia juga tetap kuat, meskipun ada janji untuk memangkas produksi sebagai pembalasan atas sanksi Barat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper