Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS mempertahankan keunggulannya terhadap mata uang utama lainnya karena investor enggan untuk mengambil risiko.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menguat 0,28 persen menjadi 103,4864 pada akhir perdagangan, Rabu pagi (24/5/2023).
Perwakilan Presiden Joe Biden dan anggota Kongres dari Partai Republik mengakhiri putaran lain pembicaraan plafon utang pada Selasa (23/5/2023) tanpa tanda-tanda kemajuan ketika tenggat waktu untuk menaikkan batas pinjaman pemerintah sebesar 31,4 triliun dolar AS atau risiko gagal bayar semakin dekat.
Kurangnya resolusi terkait plafon utang AS masih menjadi pendukung utama dolar AS. "Saya membutuhkan Anda semua untuk tetap bersama saya mengenai batas utang, kita belum mencapai kesepakatan," kata Ketua DPR AS Kevin McCarthy kepada anggota parlemen partai Republik pada Selasa (23/5/2023) dikutip dari Antara.
Negosiator pagu utang Republik Garret Graves juga dilaporkan mengatakan bahwa pembicaraan tidak berjalan baik.
"Saya pikir dolar melihat dorongan moderat hari ini karena saham telah menurun, sebagian besar karena kurangnya kemajuan kesepakatan plafon utang," kata John Doyle, wakil presiden perdagangan dan transaksi di Monex USA.
Baca Juga
Sementara sebagian besar pelaku pasar mengharapkan kesepakatan pada akhirnya, penundaan untuk menyelesaikannya membuat para pedagang gugup, kata Doyle.
Dolar AS lebih tinggi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada Selasa (23/5/2023), karena investor tetap khawatir tentang kebuntuan plafon utang AS, catat Kenny Fisher, analis pasar di platform perdagangan valas daring dan broker OANDA.
Ahli Strategi DailyFX Diego Colman mengatakan aktivitas bisnis AS dan pasar tenaga kerja telah bertahan dengan sangat baik selama beberapa bulan terakhir meskipun banyak hambatan, termasuk gejolak sektor perbankan yang meletus pada Maret.
"Ada alasan untuk percaya bahwa dolar AS dapat mempertahankan keunggulannya sedikit lebih lama," kata Colman.