Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp412,86 miliar sepanjang kuartal I/2023. Laba ini turun 1,87 persen dibandingkan periode sama tahun lalu atau year-on-year (YoY).
Direktur CTRA Harun Hajadi mengatakan laba dan pendapatan yang dibukukan dalam laporan keuangan belum tentu menentukan kinerja suatu perusahaan. Hal ini lantaran pendapatan properti berasal dari penjualan yang bisa dibukukan.
“Syarat dibukukan adalah jika sudah terbayar 100 persen dan bangunan terbangun dan sudah serah terima ke konsumen. Maka itu pendapatan dan Laba belum tentu mencerminkan kinerja dari perusahaan,” ujar Harun kepada Bisnis, Sabtu (6/5/2023).
Dia pun menyebut yang perlu diperhatikan dalam kinerja emiten properti adalah angka prapenjualan atau marketing sales. Angka marketing sales berarti mencerminkan berapa penjualan yang dilakukan oleh emiten properti.
“Angka yang perlu diperhatikan adalah marketing sales yang menurun, stabil atau meningkat,” tuturnya.
Sebagai informasi, CTRA mencatatkan marketing sales sebesar Rp3,4 triliun 39 persen dari target pada tiga bulan pertama 2023. Capaian tersebut melonjak 74 persen secara YoY.
Baca Juga
CTRA menargetkan prapenjualan atau marketing sales mencapai Rp8,9 triliun pada 2023. Angka tersebut naik 8,3 persen dari capaian Rp8,2 triliun sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2023, CTRA mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,13 triliun pada tiga bulan pertama 2023. Pendapatan ini turun 4,62 persen dari Rp2,23 triliun secara YoY.
Secara rinci, CTRA membukukan penjualan neto sebesar Rp1,64 triliun, dan pendapatan usaha sebesar Rp485,15 miliar.
Penjualan neto terdiri dari penjualan kaveling, rumah hunian dan ruko sebesar Rp1,46 triliun, apartemen sebesar Rp151,59 miliar, dan kantor sebesar Rp34,03 miliar.
Kemudian pendapatan usaha terdiri dari, pusat niaga dan kawasan komersial sebesar Rp161,45 miliar, pelayanan kesehatan Rp124,46 miliar, hotel Rp121,7 miliar, sewa kantor Rp53,64 miliar, lapangan golf Rp11,62 miliar, dan lain-lain Rp12,25 miliar.
Beban pokok pendapatan CTRA tercatat mencapai Rp1,09 triliun per kuartal I/2023. Beban tersebut turun 3,94 persen dari Rp1,14 triliun secara YoY.
CTRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp412,86 miliar. Laba tersebut turun 1,87 persen dari Rp420,74 miliar secara YoY.
Adapun hingga akhir Maret 2023, CTRA mencatatkan jumlah aset senilai Rp42,15 triliun. Jumlah tersebut naik dari Rp41,9 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Total liabilitas CTRA mencapai Rp20,75 triliun per 31 Maret 2023. Angka ini turun dari Rp20,98 triliun per 31 Desember 2022.
Sementara itu, jumlah ekuitas CTRA mencapai Rp21,39 triliun sampai kuartal I/2023. Ekuitas tersebut turun dari Rp20,91 triliun dibandingkan akhir 2022.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan 23,34 persen dari Rp7,4 triliun menjadi Rp9,13 triliun.