Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Penyehatan BUMN Karya Hingga Kinerja Bank Syariah

Rencana pemerintah untuk melakukan konsolidasi terhadap BUMN Karya menjadi sentimen positif bagi saham empat emiten BUMN Karya.
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis, JAKARTA - Saham empat BUMN Karya yang sempat turun tajam selama 2 hari perdagangan di awal pekan ini akibat kabar kasus korupsi Destiawan, sontak menguat.

Rencana pemerintah untuk melakukan konsolidasi terhadap BUMN Karya menjadi sentimen positif bagi saham empat emiten BUMN Karya di pasar modal, setelah sebelumnya tertekan akibat kasus korupsi petinggi Waskita Karya.

Selain soal penyehatan BUMN karya, terdapat informasi komprehensif lainnya yang menjadi pilihan redaksi BisnisIndonesia.id pada Jumat (5/5/2023).

1. Jurus Konsolidasi ala Erick Thohir untuk Sehatkan BUMN Karya

Wacana konsolidasi BUMN Karya tersebut disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir, menanggapi kasus korupsi yang menjerat Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk., Destiawan Soewardjono. Erick mengatakan bahwa upaya penyehatan BUMN terus berlanjut.

Dia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memangkas jumlah BUMN Karya agar penugasan yang diberikan oleh pemerintah menjadi lebih terfokus. Rencana ini sejatinya sudah muncul beberapa tahun belakangan, meski belum terwujud.

Saham keempat BUMN langsung meroket pada perdagangan Kamis (4/5/2023). Keempat BUMN Karya yang sudah berstatus emiten tersebut yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan PT PP (Persero) Tbk. (PTPP).

2. Pendar Emiten Logam Mulia Kian Kinclong Terpoles Harga Emas

Prospek harga emas diprediksi akan semakin cerah, terutama setelah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang memutuskan target suku bunga acuan naik sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen, yakni pada kisaran 5-5,25 persen. Level ini menjadi level tertinggi sejak 2007.

Kondisi tersebut juga disokong oleh situasi industri China. Negeri Tirai Bambu, sebagai negara manufaktur mengumumkan data The Purchasing Managers Index (PMI) yang turun pada April 2023 ke level 49,2.

Realisasi tersebut lebih rendah dari periode Maret 2023 yang berada di level 51,9 atau kontraksi yang pertama sejak Desember 2022. Padahal, China tahun ini tengah menggaungkan campaign "Open Border' usai dihantam pandemi Covid-19.

3. Menghitung Kontribusi Anak Usaha pada Laba Jumbo Bank Kakap

Selain mendukung sinergi usaha, kehadiran anak usaha turut berkontribusi terhadap pencapaian laba jumbo di kalangan emiten bank kelas kakap atau bank-bank dengan modal inti di atas Rp70 triliun pada kuartal pertama tahun ini.

Bank jumbo atau Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti (KBMI) VI seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah melaporkan pertumbuhan laba yang meyakinkan pada awal tahun ini.

BRI melaporkan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp15,56 triliun, naik 27,43 persen secara tahunan (year-on-year/ YoY). Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan capaian laba tersebut didorong oleh sejumlah faktor.

4. Kinerja Apik Bank Syariah Konsisten Ungguli Bank Konvensional

Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan pembiayaan bank konvensional pada kuartal I/2023 atau per Maret 2023 mencapai 9,93 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh jauh lebih tinggi mencapai 19,43 persen YoY pada Maret 2023.

Pertumbuhan pembiayaan syariah pada dua bulan sebelumnya bahkan lebih pesat lagi, yakni 20,13 persen YoY pada Februari 2023 dan 20,9 persen YoY pada Januari 2023.

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) misalnya mencatatkan pertumbuhan pembiayaan 20,15 persen YoY menjadi Rp213,28 triliun pada kuartal I/2023.

5. Pesona Jabodetabek Masih Seksi di Mata Pengembang Properti

Mulainya tahun politik pada 2023 ini tak menyurutkan pengembangan properti di kawasan Jabodetabek. Memang Jabodetabek masih menjadi wilayah seksi yang dituju pengembang dan juga para investor properti.

Sekretaris Jenderal Real Estat Indonesa (REI) Hari Ganie mengatakan para pengembang saat ini memandang positif tahun politik karena meyakini perputaran uang yang beredar dan pergerakkan ekonomi akan lebih terasa di tahun-tahun menjelang Pemilu 2024.

Adapun pasar properti saat ini masih tertuju pada legitnya pengembangan kawasan township di barat Jakarta. Kemantapan infrastruktur di kawasan tersebut membuat pengembang semakin pede menanamkan modal untuk membangun proyek baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper