Bisnis.com, JAKARTA – Emiten manufaktur komponen otomotif milik TP Rachmat PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) meraih kenaikan penjualan dan laba bersih pada kuartal I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, DRMA mencatatkan penjualan sebesar Rp1,44 triliun, angka ini naik 57,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp915,79 miliar.
Penjualan ini seluruhnya ditopang oleh penjualan domestik dengan porsi pihak berelasi sebesar Rp923,29 miliar sedangkan pihak ketiga yaitu PT Astra Honda Motor sebesar Rp692,41 miliar.
Sementara itu beban pokok DRMA juga meningkat sebesar 52,45 persen menjadi Rp1,18 triliun dari kuartal I/2022 yang tercatat sebesar Rp776,59 miliar. Alhasil laba kotor naik menjadi Rp257,97 miliar dari kuartal I/2022 sebesar Rp139,19 miliar.
Kemudian laba usaha juga meningkat menjadi Rp270,52 miliar atau naik 71,83 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp157,42 miliar. Sementara itu laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp216,05 miliar, naik 86,38 persen dari periode I/2022 sebesar Rp115,91 miliar.
Laba bersih per saham juga meningkat menjadi Rp46 dibandingkan kuartal pertama 2022 sebesar Rp25.
Baca Juga
Sementara itu, DRMA memiliki total kewajiban sebesar Rp1,74 triliun dengan rincian liabilitas jangka panjang sebesar Rp425,79 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp1,32 miliar. Kemudian, ekuitas DRMA tercatat sebesar Rp1,62 triliun.
DRMA juga mencatatkan total aset sebesar Rp3,37 triliun. Peningkatan lebih dari 20 persen ini disebut manajemen akibat dari peningkatan liabilitas. Utang usaha, utang non usaha dan utang bank jangka panjang kompak meningkat.
Sebelumnya, DRMA berencana membayarkan dividen tunai pada 10 Mei mendatang. Pembagian dividen tersebut berdasarkan tahun buku 2022 dimana total dividen mencapai Rp98,54 miliar. Dividen tunai per saham yang disepakati yaitu Rp20,94 per saham dengan dividend payout ratio sebesar 25 persen.
Adapun dasar pembagian dividen adalah laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp394,16 miliar, laba ditahan sebesar Rp294,63 miliar yang dialokasikan untuk kegiatan ekspansi perusahaan dan Rp1 miliar sebagai cadangan umum. Kemudian total ekuitas sebesar Rp1,40 triliun.