Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Blue Chip Rilis Kinerja, Simak Sektor Pembawa Cuan LQ45

Analis memperkirakan kinerja emiten di sektor banking, konsumer primer, dan barang baku khusus tambang mineral akan terdongkrak di 2023.
Analis memperkirakan kinerja emiten di sektor banking, konsumer primer, dan barang baku khusus tambang mineral akan terdongkrak di 2023. Bisnis/Suselo Jati
Analis memperkirakan kinerja emiten di sektor banking, konsumer primer, dan barang baku khusus tambang mineral akan terdongkrak di 2023. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 17 emiten di jajaran Indeks LQ45 telah merilis hasil kinerja sepanjang 2022. Sektor tambang dan perbankan menjadi sektor dengan kinerja tertinggi selama 2022, dengan pertumbuhan laba bersih yang mencapai dobel hingga tripel digit.

Research and Consulting Infovesta Utama Nicodemus Anggi mengatakan untuk tahun 2023, sektor yang berpotensi mencatat pertumbuhan paling tinggi menurutnya adalah sektor banking, konsumer primer, dan barang baku khusus tambang mineral. 

Dia menjelaskan emiten-emiten di sektor perbankan berpotensi meraih kinerja yang memuaskan pada 2023 karena ekspektasi solidnya laju pertumbuhan kredit, karena BI memproyeksi akan ada kenaikan loan growth di 2023 antara 10 persen hingga 12 persen. 

"Ekspektasi suku bunga yang akan memuncak di semester I/2023 ini, apalagi BI menyatakan sejauh ini belum ada rencana menaikkan suku bunga lanjutan akan mendorong pertumbuhan kredit lebih tinggi dibanding 2022," kata Nicodemus dihubungi, Senin (6/3/2023).

Sementara itu, untuk sektor konsumer primer, normalisasi harga komoditas pangan yang berpotensi mendorong penyesuaian harga jual, dan solidnya tingkat konsumsi domestik yang diproyeksi berlanjut hingga mulai musim kampanye pada kuartal IV/2023 nanti diperkirakan akan menjadi katalis.

Selanjutnya emiten di sektor barang baku dengan fokus lebih ke nikel, bisa menjadi salah satu pilihan favorit karena program hilirisasi industri logam yang dilakukan pemerintah akan membuat nilai ekspor emiten-emiten di sektor ini naik berkali lipat. Khususnya pada emiten yang fokus melakukan ekspor nikel, serta perkembangan tren Electric Vehicle (EV) yang membutuhkan nikel sebagai bahan baku.

Disisi lain, lanjut Nicodemus, sektor yang berpotensi mencatatkan penurunan ada 3 sektor yakni properti, konstruksi, dan tambang batu bara. Adapun dalam Indeks LQ45, terdapat beberapa saham di sektor infrastruktur dan batu bara seperti INTP, SMGR, ADRO, HRUM, INDY, ITMG, PTBA, dan UNTR.

Nicodemus menjelaskan sektor infrastruktur khususnya konstruksi menjadi sektor yang berpotensi mencatatkan penurunan karena mayoritas perusahaan di sektor ini tengah fokus melakukan deleveraging. Ketidakpastian politik juga akan menjadi tantangan keberlanjutan proyek infrastruktur, khususnya prioritas IKN. 

Sementara itu, menurutnya sektor batu bara telah mengalami kenaikan telalu massif di 2022, sehingga permintaan batu bara berpotensi turun dan akan berakibat pada turunnya pertambahan laba emiten batu bara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper