Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Tata Kelola, SMGR Selangkah Menuju Emiten Top Asean

SIG tinggal selangkah lagi menjadi salah satu perusahaan terbuka (public listed companies/PLCs) top asal Tanah Air di kawasan Asean soal tata kelola.
Aktivitas pekerja Semen Indonesia di Packing Plant Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (11/12/2018)./Bisnis-Peni Widarti
Aktivitas pekerja Semen Indonesia di Packing Plant Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (11/12/2018)./Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten holding BUMN semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) tinggal selangkah lagi menjadi salah satu perusahaan terbuka (public listed companies/PLCs) top asal Tanah Air di kawasan Asean.

Hal ini sejalan dengan penilaian Asean Corporate Governance Scorecard (ACGS) periode 2021-2022 untuk tahun penilaian 2021, di mana SIG menjadi salah satu emiten yang mendapat apresiasi di kategori Meningkat Signifikan di Tingkat Domestik alias Domestic Significantly Improved PLCs.

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengungkap bahwa apresiasi ini membuktikan konsistensi SIG dalam penerapan praktik tata kelola (GCG) yang baik dan komitmen keterbukaan informasinya.

"Apresiasi ini menjadi motivasi kami untuk memperkuat komitmen dalam praktik GCG dan mendorong pengelolaan perusahaan secara profesional, efisien, dan efektif," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (7/2/2023).

Vita menjelaskan bahwa SIG berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik GCG di setiap tahapan kegiatan operasi untuk mencapai kinerja yang berkelanjutan, memberikan manfaat serta meningkatkan iklim yang kondusif bagi perkembangan investasi.

SIG secara konsisten melakukan pengukuran kualitas GCG melalui penilaian dan evaluasi tingkat pemenuhan kriteria GCG, dengan mengacu pada Peraturan Kementerian BUMN, Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan peraturan terkait lainnya, termasuk indikator ACGS.

"Praktik GCG oleh SIG tidak hanya untuk memenuhi peraturan yang berlaku, melainkan bagian penting untuk mewujudkan pertumbuhan usaha yang optimal dan berkelanjutan, serta meningkatkan kontribusi Perusahaan dalam perekonomian nasional," tambahnya.

Sebagai informasi, ACGS melibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT RSM Indonesia Konsultan yang ditunjuk sebagai Domestic Ranking Body mewakili Indonesia. ACGS sendiri diperkenalkan pada tahun 2011 untuk meningkatkan standar dan praktik GCG dari perusahaan publik di ASEAN.

ACGS juga bertujuan memberikan visibilitas internasional yang lebih besar kepada perusahaan ASEAN yang dikelola dengan baik, menampilkannya sebagai perusahaan yang dapat diinvestasikan, serta untuk mempromosikan perusahaan publik ASEAN sebagai asset class.

Dalam penilaian ACGS terbaru, ada sembilan emiten dengan predikat aset berkelas ASEAN, yaitu CIMB Niaga, BTN, BRI, Bank Mandiri, BTPN Syariah, BCA, Unilever Indonesia, BPD Jatim, dan PT Timah. Bahkan, CIMB Niaga telah masuk dalam kategori Asean Top 20 PLCs.

Sementara itu, emiten yang masuk kategori Domestic Significantly Improved PLCs selain SIG, yaitu BTPN Syariah dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul alias SIDO.

Penilaian melibatkan 100 perusahaan publik dengan kapitalisasi pasar terbesar di setiap negara ASEAN yang mengikuti inisiatif ini, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Adapun, 100 perusahaan tercatat yang dinilai di Indonesia mewakili 81,86 persen dari total kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia per 31 Mei 2021 dan 13 persen dari jumlah perusahaan tercatat di Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper