Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Buka Perbatasan, Harga Minyak Dunia Kembali Bergairah

Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, setelah perbatasan China yang dibuka kembali sehingga meningkatkan prospek.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB, setelah perbatasan China yang dibuka kembali sehingga meningkatkan prospek permintaan bahan bakar.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari terangkat 1,2 persen menjadi US$74,63 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret meningkat 1,4 persen ditutup pada US$79,65 per barel di London ICE Futures Exchange.

"Pembukaan kembali ekonomi China secara bertahap akan memberikan dukungan harga tambahan dan tak terukur," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM dikutip dari Antara, Selasa (9/1/2023).

China membuka perbatasannya pada akhir pekan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Di dalam negeri, sekitar 2 miliar perjalanan diperkirakan selama musim Tahun Baru Imlek, hampir dua kali lipat tahun lalu dan 70 persen dari tingkat 2019, kata Beijing.

Dalam perkembangan khusus minyak, China menerbitkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023. Hal itu meningkatkan total impor untuk tahun ini sebesar 20 persen dari waktu yang sama tahun lalu.

Meskipun minyak naik pada Senin (9/1), masih ada kekhawatiran bahwa arus besar wisatawan China dapat menyebabkan lonjakan infeksi COVID sementara kekhawatiran ekonomi yang lebih luas juga masih ada.

Kekhawatiran itu tercermin dalam struktur pasar minyak. Baik kontrak jangka pendek Brent dan minyak mentah AS diperdagangkan dengan diskon hingga bulan depan, struktur yang dikenal sebagai "contango", yang biasanya menunjukkan sentimen "bearish".

Sementara itu, rumah tangga AS melihat inflasi jangka pendek yang lebih lemah dan mengharapkan pengeluaran yang lebih sedikit, bahkan ketika mereka memperkirakan pendapatan mereka terus meningkat, Federal Reserve New York mengatakan Senin (9/1) dalam Survei Ekspektasi Konsumen Desember.

Bank melaporkan bahwa responden survei bulanannya mengatakan mereka memperkirakan inflasi setahun dari sekarang sebesar 5,0 persen dari 5,2 persen pada November, untuk pembacaan terendah sejak Juli 2021.

"Data Fed New York akan mendukung harga minyak, karena menunjukkan bahwa inflasi telah memuncak," kata Phil Flynn, analis di grup Price Futures.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper