Bisnis.com, JAKARTA — PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) menyuntikkan dana Rp7 triliun ke anak usahanya PT Surya Kerta Agung (SKA). Perusahaan ini bergerak pada pembangunan seperti jalan tol, jembatan, dan jalan layang.
Berdasarkan penelusuran Bisnis, PT Surya Kerta Agung didirikan pada Juli 2019. Kala itu GGRM bersama PT Suryaduta Investama mendirikan SKA dengan modal dasar senilai Rp200 miliar.
Adapun modal ditempatkan dan disetor mencapai Rp100 miliar. Angka ini setara dengan 100.000 saham dengan nilai nominal Rp1 juta per saham.
GGRM tercatat memegang 99,9 persen saham SKA atau setara 99.999 saham dengan nilai Rp99,99 miliar saat SKA didirikan. Sementara PT Suryaduta Investama memiliki sebanyak 1 juta saham atau setara Rp1 juta.
Adapun SKA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, peningkatan, pemeliharaan dan perbaikan proyek jalan raya dan jalan tol. Selain, jalan, SKA juga membangun jembatan dan jalan layang dimana SKA juga melakukan peningkatan, dan pemeliharaan.
SKA juga tercatat memiliki anak usaha yang bergerak pada pembangunan jalan tol, yakni PT Surya Kertaagung Tol (SKT). Anak usaha SKA tersebut didirikan pada November 2020.
Baca Juga
Pada struktur permodalannya, SKT memiliki modal dasar senilai Rp1,2 triliun. Adapun modal ditempatkan dan disetor mencapai Rp300 miliar atau sebanyak 300.000 saham senilai Rp1 juta per saham.
Saat SKT berdiri, SKA mengambil bagian saham sebanyak 299.999 atau 99,9 persen saham atau setara Rp299,99 miliar. Sementara Heru Budiman mengambil sebanyak 1 saham atau 0,1 persen setara dengan Rp1 juta.
Selain pembangunan jalan, SKT bergerak dalam bidang pemasangan bangunan prefabrikasi yang berbahan dasar beton untuk konstruksi jalan dan rel. Adapun bidang ini merupakan bagian dari pekerjaan yang tercakup dalam konstruksi bangunan sipil dan dikerjakan atas dasar subkontrak.
GGRM memberikan setoran modal berupa 7 juta saham kepada SKA yang bergerak di bidang infrastuktur jalan tol. Nilai transaksi tersebut mencapai Rp7 triliun.
SKA berencana membangun Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang akan melintasi sejumlah wilayah Jawa Timur. Proyek ini merupakan KPBU unsolicited yang diusulkan oleh GGRM.
Investasi pada proyek ini mencapai Rp10,25 triliun dengan biaya konstruksi mencapai Rp5,72 triliu dengan masa konsesi mencapai 50 tahun. Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), proyek itu akan mulai konstruksi pada kuartal II/2023 dengan target operasi pada kuartal II/2024.
Tol Kediri-Tulungagung memiliki panjang 44,52 kilometer. Proyek tersebut merupakan kelanjutan dari Jalan Tol Kertosono–Kediri yang bertujuan untuk mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan Bandara Kediri.