Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada potensi aksi korporasi di pasar modal dengan jumlah penghimpunan dana Rp81,41 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi mengatakan secara keseluruhan, saat ini terdapat 84 perusahaan dalam pipeline penghimpunan dana 2023 dengan potensi jumlah dana sebesar Rp81,41 triliun. OJK menargetkan aktivitas penghimpunan dana tahun ini bisa menembus Rp170 triliun.
“Target penghimpunan dana untuk 2023 sendiri adalah Rp170 triliun. Kalau dibandingkan dengan 2022 yang memang extraordinary mencapai sekitar Rp260 triliun [cukup jauh], tetapi kalau dikeluarkan yang outliers seperti GOTO, maka tetap ada pertumbuhan positif yang berimbang dengan target 2022,” paparnya, dalam dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Desember 2022, Senin (2/1/2022).
OJK menargetkan penghimpunan dana di pasar modal pada 2023 bisa menembus Rp170 triliun. Target tersebut cenderung lebih rendah dengan realisasi penghimpunan dana pada 2022 yang menembus Rp267,73 triliun.
Inarno Djajadi melaporkan 233 aktivitas emisi penghimpunan dana yang terdiri dari saham, obligasi, dan sukuk dengan total nilai penawaran umum mencapai Rp267,73 triliun pada 2022.
Aktivitas terbanyak tercatat pada Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) Tahap I dan II dengan 104 penawaran dengan nilai yang dihimpun mencapai Rp26,41 triliun.
Baca Juga
Menyusul di belakangnya adalah 45 penawaran umum terbatas (PUT) dengan total penghimpunan dana sebesar Rp78,37 triliun. Selanjutnya 19 penawaran EBUS dengan dana yang dihimpun sebesar Rp29,93 triliun.
Sementara itu, penggalangan dana dari penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) yang dilakukan di pasar modal Indonesia tahun ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp33,03 triliun.
“Jumlah emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten yang merupakan rekor tertinggi,” kata Inarno.
Inarno mengatakan terdapat 58 calon emiten yang berada dalam antrean atau pipeline IPO 2023. Potensi dana yang bisa dihimpun mencapai Rp54,47 triliun.
Di tengah tantangan kenaikan suku bunga global, Inarno melaporkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan 3,26 persen secata month-to-date (mtd) ke level 6.850,62 pada akhir Desember 2022. Seiring dengan penurunan tersebut, asing melakukan aksi jual bersih senilai Rp20,91 triliun sepanjang Desember 2022.
Meski demikian, IHSG tetap mengalami pertumbuhan 4,09 persen secara year-to-date (ytd) dan net foreign buy mencapai Rp60,58 triliun sepanjang 2022.