Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intip Rekomendasi Saham Sepekan, Sektor Perbankan dan Komoditas jadi Unggulan

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino merekomendasikan merekomendasikan saham-saham sektor perbankan dan komoditas.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu melemah 0,5 persen dengan penurunan terdalam pada saham sektor teknologi sebesar -10,7 persen dan kenaikan saham tertinggi di sektor energi sebesar 4,4 persen.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino merekomendasikan merekomendasikan saham-saham sektor perbankan dan komoditas.

"Saham-saham yang direkomendasikan ini memiliki bobot besar dan year to date kinerjanya cukup baik," katanya, Senin (5/12/2022).

Saham-saham yang layak buy dan ditradingkan hingga 9 Desember 2022 mendatang, menurut Mino, yakni BBRI (Support 4,750 Resist 5,025), BMRI (Support 10,150 Resist 10,875), dan BBNI (Support 9,350 Resist 10,100).

Kemudian ADRO (Support 3,710 Resist 3,980), PTBA (Support 3,640 Resist 3,920), ANTM (Support 1,940 Resist 2,150), INCO (Support 7,100 Resist 7,750), MDKA (Support 4,260 Resist 4,590), PGAS (Support 1,840 Resist 1,940), dan INDF (Support 6,550 Resist 7,050).

Selanjutnya yaitu ICBP (Support 9,900 Resist 10,500), AKRA (Support 1,360 Resist 1,540), PWON (Support 470 Resist 490) dan INTP (Support 9,800 Resist 10,150).

Lebih lanjut, Mino menjelaskan pada dasarnya ada 2 sentimen yang bakal memengaruhi pergerakan saham-saham pada pekan ini yakni sentimen domestik dan sentimen eksternal.

Dari sisi domestik ada data cadangan devisa November, indeks keyakinan konsumen November dan pejualan ritel Oktober. Sementara itu dari sisi eksternal ada ekspektasi The Fed menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan, harga komoditas, klaim pengangguran dan inflasi produsen.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," lanjut Mino.

Ia menandaskan jika cadangan devisa turun drastis maka dampaknya akan negatif, tetapi jika naik maka akan positif. Selanjutnya meeting The Fed pada 14 Desember bisa saja membuat Rupiah tertekan, tetapi jika data cadangannya naik maka akan bisa menahan.

"Menariknya. cadangan devisa kita terakhir di Oktober US$130 miliar cukup aman untuk membiayai impor 5,8 bulan di atas standar kecukupan internasional 3 bulan," tandasnya.

Sementara itu terkait indeks keyakinan konsumen November, terangnya, survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

"Kalau angkanya masih di atas 100 maka konsumen cukup yakin dan pada Oktober lalu angkanya di 120. Jadi dengan keyakinan konsumen ini, harapannya ekonomi akan bergerak positif," ujar Mino.

Selanjutnya terkait penjualan ritel Oktober, imbuh Mino, pada September 2022 lalu pertumbuhan penjualan eceran juga tercatat tetap kuat yakni tumbuh 4,56 persen (yoy).

Kinerja penjualan eceran ditopang oleh perbaikan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya di tengah melambatnya pertumbuhan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan subkelompok sandang.

"Harapannya di bulan penjualan eceran di Oktober masih akan positif," imbuhnya.

Terkait sentimen dari eksternal, ekspektasi The Fed yang menurunkan besaran kenaikan suku bunga acuan akan masih menjadi isu dominan.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper