Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas berpotensi stabil di tengah adanya ancaman resesi dan kenaikan suku bunga yang bikin ketar-ketir.
Analis Traderindo.com Wahyu Laksono mengatakan di tengah ancaman resesi, pilihan investasi jatuh kepada emas.
"Enggak akan rugi investasi emas, dari jaman nabi sampai sekarang. Tinggal berapa banyak dan di harga berapa. Jadi nilai emas lebih baik," jelasnya, Senin (5/11/2022).
Namun, jika resesi mulai berganti siklus kepada pertumbuhan, maka instrumen investasi saham lebih juara dibandingkan emas, asal valuasi dan fundamentalnya tepat.
Senada, Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan meskipun jika suku bunga naik dan emas ada penurunan harga masih layak disimpan.
"Kalau lagi turun maka akan ada kesempatan beli. Karena emas kan untuk store of value, itu bukan instrumen jangka panjang, bukan untuk ukuran bulanan," paparnya.
Baca Juga
Namun, perlu diperhatikan bahwa fluktuasi masih terjadi. Naik turunnya harga emas akan esuai perkembangan dinamika ekonomi global.
"Faktor-faktor pendorong dan penekan ke depan di antaranya masih ada perang Rusia Ukraina, konflik geopolitik global, dan kondisi inflasi global gimana ini harus dilihat terus semua faktor," ujarnya.
Adapun, Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra yang menyebutkan kebijakan agresif The Fed membuat pelaku pasar mereposisi aset investasinya keluar dari aset beresiko dan juga aset emas masuk ke aset dolar AS.
“Jika The Fed memberi sinyal bahwa akan menaan kenaikan suku bunga, maka harga emas bisa rebound,” pungkasnya.