Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alert! Rupiah Dibuka Amblas Lampaui Rp15.700 per Dolar AS

Rupiah dibuka paling lemah di Asia menembus Rp15.746 per dolar AS meskipun indeks dolar AS juga melemah.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah dibuka amblas menembus Rp15.746 per dolar AS kendati indeks greenback juga mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan, Jumat (4/11/2022). 

Mengutip data Bloomberg, rupiah mengalami pelemahan hingga 51 poin atay 0,32 persen ke Rp15.746 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,14 persen ke 112,77. 

Rupiah menjadi mata uang yang terkoreksi paling dalam di Asia. Adapun, sejumlah mata uang lainnya yang mengalami pelemahan di antaranya dolar Taiwan 0,05 persen, won Korea Selatan 0,05 persen, rupee India melemah 0,13 persen, dan yuan China melemah 0,02 persen. 

Sebelumnya, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif pada perdagangan hari ini, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.680 - Rp15.740.

Ibrahim dalam risetnya menyebutkan indeks dolar dan indeks dolar berjangka masing-masing naik 0,5 persen setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga.

Di sisi lain, Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menepis spekulasi bahwa The Fed akan mulai menghentikan kebijakan hawkish. Dia mengatakan Bank Sentral akan terus menaikkan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan semula.

“Powell mengatakan bahwa suku bunga AS, yang saat ini berada di level tertinggi sejak krisis keuangan 2008, juga akan mencapai puncaknya pada level yang jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya karena inflasi yang sangat tinggi,” kata Ibrahim dalam riset, Kamis (3/11/2022).

Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) dalam rilis terbaru memasukkan Indonesia ke dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia. Namun Ibrahim menilai Indonesia tetap perlu waspada terhadap risiko resesi ekonomi global.

"Besarnya PDB Indonesia berdasarkan data yang disajikan oleh IMF berbanding terbalik dengan situasi asumsi makro ekonomi Indonesia. Dan ini terlihat dari makin terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper