Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Simak Potensi IHSG Hari Ini, Saham UNVR dan BBCA Peluang Cuan?

IHSG diprediksi melemah terbatas oleh analis. Meski demikian saham UNVR dan BBCA berpotensi naik.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (6/10/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah terbatas pada perdagangan hari ini, Rabu (2/11/2022). Adapun saham UNVR dan BBCA diperkirakan mengalami kenaikan oleh analis.

Sebagaimana diketahui IHSG tercatat melemah pada perdagangan kemarin, Selasa (1/11/2022), setelah rilis inflasi Oktober yang berada di bawah konsensus.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya menjelaskan pergerakan IHSG memiliki kecenderungan tertekan di tengah capital inflow yang masih terlihat stabil. Meski demikian, data inflasi menunjukkan kondisi perekonomian berada dalam keadaan stabil, serta laporan kinerja emiten yang positif seharusnya bisa menjadi penopang IHSG.

“[Akan tetapi] Besok IHSG berpotensi melemah terbatas,” katanya dalam riset harian, Rabu (2/11/2022).

Dia menyebutkan IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.954–7.172. Adapun saham yang menjadi rekomendasi adalah HMSP, UNVR, WTON, CTRA, ASRI, PWON, KLBF, WIKA, dan BBCA.

Adapun kemarin IHSG ditutup melemah 0,66 persen atau turun 46 poin ke 7.052, di tengah penguatan mayoritas indeks saham di Asia Pasifik.

Sektor energi menjadi penyumbang pelemahan terdalam dan diikuti industri, transportasi dan logistik, keuangan, kesehatan, infrastruktur, konsumen primer dan properti real estate. Nilai yang ditransaksikan pada perdagangan hari ini yaitu Rp14, 62 triliun.

Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan pergerakan IHSG terpantau kurang optimistis seiring dengan sejumlah leading indicator ekonomi yang dilaporkan dari luar maupun dalam negeri.

Dari luar negri, inflasi kawasan Uni Eropa yang terus mengalami kenaikan sebesar 10,7 persen pada Oktober 2022 dari sebelumnya 9,9 persen. Ditambah lagi adanya penurunan ekonomi di kuartal III/2022 0,2 persen membuat perekonomian di kawasan Uni Eropa  hanya bertumbuh 2,1 persen secara tahunan.

Pada saat yang sama, indeks manufaktur dalam negeri mengalami penurunan ke 51,8 pada Oktober 2022, dari 53,7 pada September. Meski demikian, indeks manufaktur Indonesia masih berada di level ekspansif.

Selain itu, tingkat inflasi pada Oktober 2022 mencapai 5,71 persen, melambat dibandingkan dengan inflasi tahunan pada September 2022 5,95 persen yoy.

“Hanya saja, memang tingkat inflasi inti masih dalam tren kenaikan atau sebesar 3,31 persen yang memang dipengaruhi oleh kenaikan sejumlah harga pangan imbas tingginya harga minyak dunia dan harga bahan baku,” tulis Pilarmas Investindo.

Mereka menilai kenaikan suku bunga agresif BI sudah mulai memperlihatkan dampaknya, meskipun masih butuh waktu untuk mengembalikan inflasi ke level 2 persen sampai 4 persen.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper