Bisnis.com, JAKARTA – Pemilik Apartemen Istana Sahid, PT Hotel Sahid Jaya International Tbk. (SHID) membukukan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 4,56 persen pada kuartal III tahun 2022.
Berdasarkan laporan keuangan pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), SHID merinci pendapatan usaha tumbuh menjadi Rp53,55 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang tercatat Rp51,21 miliar.
Perseroan juga merincikan pendapatan tersebut disokong oleh pendapatan sewa kamar Rp20,31 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp26,03 miliar, sewa ruangan toko 1,69 miliar, dan sewa serta service apartemen sebesar Rp715,3 juta.
Pada kuatal III ini, SHID memiliki beban pokok penjualan sebesr Rp19,85 miliar, melambung 21,8 persen dari kuartal III tahun 2021 lalu yang tercatat Rp16,29 miliar. Sejalan dengan beban usaha yang mengalami peningkatan sebesar 13,84 persen dari Rp53,80 miliar menjadi Rp61,25 miliar.
Alhasil, SHID mengalami kerugian sebesar Rp35,27 miliar. Aset perseroan turun tipis sebesar 4,01 persen. Tercatat pada laporan keuangan kali ini, SHID memiliki aset senilai Rp1,29 triliun.
Sebelumnya, General Manager Grand Sahid Jaya Venny Artha mengklaim bisnis hotel SHID mengalami peningkatan hingga 20 persen pada kuartal III tahun 2022 ini. Hal itu terlihat dari jumlah kamar yang sudah di kelola melalui Sahid Hotels and Resorts sebagai perusahaan induk.
Baca Juga
Tercatat hingga kuartal III/2022 terdapat 4.000 kamar yang dikelola dan tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Sumatera, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan bagian timur Indonesia. Kamar-kamar hotel ini memiliki rata-rata angka okupansi sebesar 35 hingga 40 persen.
Merujuk data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa, (1/11/2022) saham SHID terpantau bearish sebesar 0,63 persen yang membawanya pada posisi Rp1.580 Namun secara year-to-date (ytd), saham dengan kapitalisasi pasar Rp1,77 triliun tersebut melesat 102,56 persen dari posisi harga Rp780.