Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Jelang Pengumuman The Fed

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 16,5 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.570,5 per dolar AS jelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter The Fed.
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 16,5 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.570,5 per dolar AS  jelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter The Fed. Bisnis/Himawan L Nugraha
Nilai tukar rupiah dibuka melemah 16,5 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.570,5 per dolar AS jelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter The Fed. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah pada perdagangan Senin (31/10/2022). Rupiah dibuka melemah bersama beberapa mata uang lain di kawasan Asia jelang pengumuman hasil rapat kebijakan moneter The Fed.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka melemah 16,5 poin atau 0,11 persen sehingga parkir di posisi Rp15.570,5 per dolar AS. Indeks dolar AS pada pukul 09.10 WIB terpantau menguat 0,14 poin atau 0,13 persen ke level 110,89.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau turut dibuka melemah di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang melemah 0,33 persen, baht Thailand turun 0,22 persen, dolar Taiwan turun 0,17 persen, yuan Cina turun 0,15 persen, ringgit Malaysia turun 0,12 persen, dolar Singapura turun 0,14 persen, won Korea Selatan turun 0,09 persen, dan dolar Hong Kong turun 0,01 persen.

Beberapa mata uang kawasan Asia yang justru menguat pada pembukaan hari ini adalah peso Filipina naik 0,43 persen, dan rupee India naik 0,03 persen.

Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpeluang mengalami tekanan terhadap dolar AS pada hari ini. Hal ini lantaran pasar mengantisipasi hasil rapat kebijakan moneter bank sentral AS alias The Fed. Adapun hasil rapat akan dirilis pada Kamis (3/11/2022).

The Fed diprediksi meningkatkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin menjadi 4 persen. Pelaku pasar juga menantikan indikasi kelanjutkan kebijakan pengetatan moneter agresif the Fed melalui pertanyaan resmi.

"Dari dalam negri, data inflasi indonesia yang akan dirilis besok juga bisa menjadi bahan pertimbangan pelaku pasar," ujar Ariston kepada Bisnis pada Senin (31/11/2022).

Menurut Ariston, data inflasi diperkirakan menunjukkan inflasi secara year-on-year (yoy) bulan Oktober naik 6 persen. Inflasi yang terus naik dinilai dapat menggerus pertumbuhan perekonomian dan menekan nilai tukar rupiah.

Sementara itu, penutupan positif indeks saham AS memberi sedikit sentimen positif terhadap aset berisiko pada pasar Asia pagi ini. Hal ini dapat membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Ariston memprediksi rupiah melemah ke arah Rp15.600 dengan potensi support pada kisaran Rp15.520.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper