Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (Perum LKBN) Antara mengumumkan akan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) komplek jurnalistik modern baru di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pembangunan kawasan jurnalistik ini setelah gedung yang ditempati sebelumnya, Wisma Antara, dijual ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI.
BSI menjadi pemilik Wisma Antara sejak 19 September 2022. Anak usaha Bank Mandiri (BMRI) itu membeli gedung yang berlokasi di seberang lapangan Monas itu dari PT Mastindo Mulia dan Perum LKBN Antara senilai Rp755 miliar.
"Ground breaking akan dilakukan pada 13 Desember 2022, bertepatan dengan peringatan ulang tahun ke-85 Kantor Berita Antara," kata Direktur Utama Antara Meidyatama Suryodiningrat dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/10/2022).
Komplek perkantoran baru ini diharapkan dapat menjadi wajah jurnalisme perjuangan. Termasuk wadah bagi komunitas sehingga mampu memberi warna dunia jurnalistik Indonesia.
“Kami bercita-cita bahwa kompleks jurnalistik modern di Jalan Antara ini menjadi ikon jurnalisme dan pemicu revitalisasi kawasan historis Pasar Baru,” katanya.
Dalam rencana awal, gedung baru ini terdiri dari dua bagian yaitu gedung bekas Aneta yang sudah tidak difungsikan selama 30 tahun terakhir dan gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA).
Baca Juga
Bekas gedung Aneta akan direvitalisasi sebagai sebuah ruang redaksi konvergensi. Sementara itu gedung GFJA diproyeksikan untuk tidak hanya menjadi museum dan galeri untuk menampilkan hasil karya jurnalistik dan seni namun juga mewadahi diskusi dan dialog komunitas.
Meidyatama yang akrab disapa Dimas itu juga menjelaskan penjualan Wisma Antara dilakukan setelah mendapat persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dituangkan dalam persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara dengan surat No. S-241/MBU/DHK/08/2022 tertanggal 2 Agustus 2022.
Penjualan dilakukan dengan pengalihan aset PT Anpa Internasional sebagai pengelola gedung. Entitas ini sebelum penjualan dimiliki oleh Antara sebesar 20 persen dan PT Mastindo Mulia dari Grup Barito sebesar 80 persen.
Perum LKBN Antara sendiri berdiri pada 13 Desember 1937 oleh empat sekawan yaitu Adam Malik, AM Sipahoetar, Soemanang, dan Pandoe Kartawigoena. Lembaga ini berperan sebagai sarana menyuarakan perlawanan dan perjuangan melawan penjajah.