Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan Keempat FMCBG, Negara G20 Sepakat Aset Kripto Diregulasi dan Diawasi Ketat

G20 sepakat untuk memastikan aset kripto termasuk stable coin tunduk pada regulasi dan supervisi yang ketat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo aat konferensi pers penutupan Finance Minister and Central Bank Governors (FMCBG) G20 Nusa Dua, Bali pada Sabtu (16/7/2022)/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Negara-negara G20 akan membahas mengenai risiko keuangan terkait dengan aset kripto secara lebih mendalam pada pertemuan keempat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governor) di Washington DC, Kamis (13/10/2022).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan pertemuan FMCBG hari kedua menyampaikan bahwa The Financial Stability Board (FSB) telah menyerahkan beberapa laporan konsultatif terkait dengan aset kripto, termasuk laporan terkait pasar dan aktivitas aset kripto.

Laporan tersebut mencakup rekomendasi atas regulasi dan pengawasan aset kripto dan pasarnya dalam mendukung peningkatan stabilitas keuangan.

Perry mengatakan, negara G20 telah sepakat agar transaksi aset kripto, termasuk stable coin, agar diregulasi dan diawasi secara ketat.

“G20 setuju untuk memastikan aset kripto termasuk stable coin tunduk pada regulasi dan supervisi yang ketat,” katanya.

Dia mengatakan FSB juga telah menyerahkan laporan terkait stable coin global, yang terdiri atas proposal yang telah direvisi terkait pengaturan stable coin global untuk mengidentifikasi kesenjangan yang dapat diatasi oleh kerangka kerja yang ada.

Adapun, di samping risiko finansial terkait aset kripto, pertemuan FMCBG pada hari kedua ini akan membahas juga risiko finansial terkait dengan perubahan iklim, juga crossborder payment dan exit strategy untuk mendukung pemulihan dan mengatasi scarring effect akibat Covid-19 di sektor keuangan.

Pada pertemuan hari pertama, Perry mengatakan negara G20 telah membahas isu risiko perekonomian global dan international financial architecture. Pada pertemuan hari kedua, pembahasan akan difokuskan pada isu terkait sektor keuangan.

Pada pembukaan pertemuan FMCBG hari pertama, Menteri Keuangan Sri Mulyani iNdrawati menyampaikan bahwa perekonomian global saat ini menghadapi risiko yang semakin meningkat. Menurutnya, ekonomi dunia saat ini dalam bahaya. 

Pasalnya, risiko yang dihadapi saat ini diantaranya laju inflasi yang tinggi, krisis energi dan pangan, risiko perubahan iklim, hingga permasalahan geopolitik. 

“Saya tidak berpikir berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya,” kata dia.

Dia mengatakan, perang Rusia vs Ukraina terus memperburuk ketahanan pangan global dan mendorong tingginya harga pangan dan energi. Sementara di sisi lain, konsekuensi dari pandemi Covid-19 dan cuaca ekstrem akan mendorong harga pangan tetap tinggi. 

Dampak dari pandemi Covid-19 serta perang Rusia vs Ukraina juga telah memicu lonjakan harga energi. Hal ini menyebabkan negara berkembang, terutama negara pengimpor energi (net importer) mengalami beban yang tinggi.

Di samping itu, pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat dari yang diantisipasi di mana banyak negara maju dan berkembang menaikkan suku bunga secara signifikan, sehingga menciptakan dampak spillover di seluruh dunia. 

“Harga komoditas yang melonjak meningkatkan inflasi global dan pengetatan likuiditas dan suku bunga, sehingga meningkatkan risiko tekanan, yang tidak hanya di negara-negara berpenghasilan rendah tetapi juga berpenghasilan menengah dan bahkan ekonomi maju,” tuturnya.

Oleh karena itu, imbuh Sri Mulyani, forum G20 dapat menjadi harapan bagi dunia untuk bisa menavigasi di situasi krisis, terutama dengan tema Presidensi G20 Indonesia yang sangat relevan saat ini, ‘recover together, recover stronger’.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper