Bisnis.com, JAKARTA - Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga menjelaskan sejumlah entitas afiliasi BUMN masih dalam proses menuju initial public offering (IPO).
Menurutnya, sejumlah entitas BUMN tersebut masih melakukan perhitungan secara matang sebelum melakukan IPO.
"PT Pertamina Geothermal Energy [PGE] belum ada tahun ini, belum masih jauh. PGE juga belum, yang dalam waktu dekat, PT ASDP Indonesia Ferry [Persero] juga belum, mungkin Telkom ya, cek-cek data center, tapi tahun depan sepertinya," urainya di sela-sela agenda Ngopi BUMN, Kamis (29/9/2022).
Dia menegaskan belum ada BUMN dalam waktu dekat yang akan melaksanakan IPO, para entitas afiliasi BUMN tersebut masih melakukan perhitungan terlebih dahulu.
Di sisi lain, sejumlah BUMN yang sebelumnya mengajukan penyertaan modal negara (PMN) pada 2023, belum berhasil mendapatkan persetujuan suntikan modal dari negara tersebut.
Rencana PMN 2023 ditetapkan sebesar Rp 67,82 triliun. Namun, persetujuan yang didapat pada Nota Keuangan 2023 tercatat sebesar Rp41,31 triliun.
Baca Juga
Pemerintah juga memiliki cadangan investasi yang akan diberikan senilai Rp5,7 triliun, sehingga menjadi Rp47,01 triliun.
Ada 5 perusahaan yang perlu dialokasikan kembali, PT KAI, DAMRI, ID FOOD, IFG, In Journey, dan ReAsuransi.
Arya menjelaskan jika PMN sejumlah BUMN ini tidak lolos, alternatifnya akan dimintakan kembali pada periode PMN selanjutnya atau pada 2024. Ini dengan catatan PMN tersebut untuk kebutuhan dana yang bersifat penugasan.
"Sementara itu, apabila kebutuhan PMN untuk aksi korporasi, BUMN akan mencari alternatif melihat langkah dari aksi korporasi BUMN selanjutnya," katanya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyampaikan sebanyak 35 perusahaan masuk dalam antrean penawaran umum saham perdana atau IPO BEI.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, hingga 27 September 2022, terdapat 35 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Beberapa di antara calon perusahaan tercatat ini merupakan perusahaan afiliasi BUMN.
"Selain itu, dari 35 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya bergerak pada sektor energi, teknologi, dan finansial yang menargetkan emisi lebih dari Rp1 triliun," kata Nyoman, Rabu (28/9/2022).
Meski demikian, Nyoman mengatakan pihaknya belum dapat menyebutkan nama-nama perusahaan dengan nilai emisi di atas Rp1 triliun tersebut, sebelum ada izin publikasi dari OJK.
Lebih lanjut, Nyoman menuturkan sebanyak 35 calon perusahaan tercatat ini berasal dari berbagai sektor. Rinciannya, 1 perusahaan dari sektor basic materials, 3 perusahaan dari sektor industri, 4 perusahaan dari sektor transportation & logistics, 3 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals, dan 6 perusahaan dari sektor consumer cyclicals.
Lalu, 5 perusahaan dari sektor teknologi, 6 perusahaan dari sektor healthcare, 3 perusahaan dari sektor energi, 2 perusahaan dari sektor finansial, 1 perusahaan dari sektor properties & real estate, serta 1 perusahaan sektor infrastruktur.