Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil/CPO SBO Rotterdam ex-mill sepanjang September 2022 terus berfluktuasi dan terkoreksi 0,6 persen dalam kurun waktu dua pekan.
Berdasarkan pantauan Bisnis, Minggu (18/9/2022), dalam Council of Palm Oil Production Countries (CPOPC), pada 1 September 2022 harga CPO bertengger di harga US$1.645,73 per metrik ton.
Sementara pada 13 September 2022 harga menurun menuju US$1.635,82 per metrik ton.
Artinya ada penurunan sebesar US$9,91 per MT atau setara dengan 0,6 persen untuk harga CPO SBO Rotterdam ex-mill dalam dua pekan terakhir.
Meski terjadi sedikit koreksi, harga CPO tersebut sempat turun jauh di minggu awal September ke angka US$1.465,73 per MT, kemudian kembali mengalami kenaikan.
Harga CPO Rotterdam ex-mill saat ini juga terpantau lebih tinggi pada September 2022 dibandingkan pada pekan awal Agustus 2022 yang melorot hingga US$1.491,23 per MT.
Pada periode yang sama, penurunan juga terjadi pada harga CPO FOB Malaysia dari US$1.039 per MT menjadi US$965 per MT.
Sementara untuk CPO FOB Indonesia terpantau turun dari level US$844,23 ke US$830,74/MT
Secara keseluruhan, harga CPO global terus mengalami penurunan, baik di FOB Indonesia, Malaysia, maupun di Rotterdam ex-mill.
Sementara untu harga tender CPO di PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara atau KPBN dalam dua minggu terakhir menunjukkan stabil di harga Rp11.078 per kilogram.
Terjadinya penurunan harga minyak sawit tersebut berakibat pada menurunnya index harga minyak nabati dunia.
Data Food and Agriculture Organization (FAO) menyebutkan inde tersebut terpaksa turun didorong oleh penurunan harga CPO, minyak bunga matahari, dan minyak rapeseed untuk Agustus 2022.
FAO melaporkan index harga minyak nabati rata-rata 163,3 poin di Agustus, turun 5,5 poin atau sekitar 3,3 persen. Salah satu penyebabnya, penurunan terjadi didorong oleh penurunan harga minyak sawit dunia.
Indonesia sebagai eksportir minyak sawit terbesar di dunia turut mendorong penurunan harga dunia tersebut.
“Harga minyak sawit internasional turun untuk lima bulan berturut-turut, di Agustus didorong oleh peningkatan ketersediaan ekspor dari Indonesia, terutama berkat bebas pajak ekspor, serta peningkatan produksi musiman di Asia Tenggara,” tulis FAO dalam laporannya, Jumat (2/9/2022).
Saat ini, pengusaha kelapa sawit di Indonesia melaporkan produksi CPO sudah mulai kembali normal, begitu pula dengan kinerja ekspornya.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengatakan stok saat ini sudah mencapai sekitar 5 juta ton.
“Perkiraan akhir Agustus stok sudah sekitar 5 jutaan, sementara ekspor saat ini sudah sekitar 3 jutaan, artinya saat ini sudah mulai normal,” ungkapnya, Kamis (15/9/2022).
Meski demikian, harga yang menurun saat ini didukung dengan kebijakan pemerintah Indonesia melalui yang mulai melakukan membebaskan PE sejak Juli, lalu memutuskan untuk memperpanjangnya hingga akhir Oktober mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 115 Tahun 2022 tentang Perubahan atas PMK Nomor 103/PMK.05/2022 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum (BLU) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kemenkeu.
Belum dapat diperkirakan bagaimana kondisi ekspor, produksi, bahkan harga TBS bila nantinya kebijakan tersebut dicabut, namun menurut Eddy, harga dikhawatirkan akan menekan harga tandan buah segar (TBS) petani.