Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) melaju kencang seiring dengan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 22-23 Agustus 2022 yang memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di menjadi 3,75 persen.
Pada perdagangan Selasa (23/8/2022) pukul 14.35 WIB, beberapa menit setelah pengumuman kenaikan suku bunga BI7DRR, IHSG naik 0,73 persen atau 52 poin menjadi 7.160,07.
Saham TLKM, PGAS, BUMI, ADRO menjadi yang paling banyak ditransaksikan masing-masing Rp719,7 miliar, Rp549,9 miliar, Rp547,8 miliar, dan Rp158,6 miliar.
Adapun, keputusan Bank Indonesia menetapkan suku bunga acuan naik sebesar 25 basis poin, di luar ekspektasi pelaku pasar yang memprediksi BI akan kembali menahan suku bunga acuan.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75 persen," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG BI Bulan Agustus 2022 hari ini, Selasa (23/8/2022).
Sejalan dengan keputusan ini, Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis poin menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility 4,5 persen.
Baca Juga
Analis memprediksi pengumuman hasil RDG BI disebut akan menjadi katalis positif bagi pasar saham, terutama saham-saham perbankan.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan katalis positif muncul karena hal tersebut menunjukkan komitmen pemerinah dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beberapa sektor yang disebut akan diuntungkan adalah perbankan, consumer good, dan otomotif.
"Menjadi katalis positif untuk pasar karena menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga pertumbuhan ekonomi," ujar Wawan kepada Bisnis pada Senin (22/8/2022).
Sementara itu, Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo mengatakan pengumuman hasil RDG ini memang dinantikan oleh para pelaku pasar. William menyebut hasil RDG akan berdampak cukup signifikan kepada pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Tentunya saham sektor perbankan akan paling terdampak oleh sentimen tersebut," ujar William kepada Bisnis pada Senin (22/8/2022).