Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indosat (ISAT) Jelaskan Alasan Laba Bersih Turun pada Semester I/2022

Seiring dengan cash flow yang baik, ISAT juga tengah mempelajari penerbitan obligasi dan beberapa rencana penggalangan dana lainnya.
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG INDOSAT. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) mencatatkan peningkatan pendapatan sepanjang semester I/2022 namun dengan laba bersih yang menurun.

Director and Chief Financial Officer Indosat Nicky Lee menjelaskan, secara tahunan (year-on-year/yoy), terdapat beberapa hal yang memberikan kontribusi laba bersih yang signifikan untuk Indosat.

"Selama enam bulan pertama di 2021, kami telah menjual menara dan mengakui pendapatan yang sangat besar," kata Nicky, Kamis (18/8/2022).

Sementara itu, menurutnya pada paruh pertama 2022, ISAT berhasil menyelesaikan pembentukan usaha joint venture (JV) atau usaha patungan dalam bisnis data center bersama grup BDX. Menurut Nicky, upaya tersebut menghasilkan pendapatan bagi ISAT.

"Sekarang, ketika kita membandingkan paruh pertama tahun lalu dengan tahun ini, kita harus benar-benar melihat underlying profit kami. Dan jika anda melihat kembali, dengan mengeluarkan hal yang terjadi dalam satu kali [penjualan menara dan JV], kami telah menyajikan hasil yang dinormalisasi dan di sana anda dapat melihat ada pertumbuhan yang cukup baik dari tahun ke tahun," ucapnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer Indosat Vikram Sinha mengatakan, bisnis ISAT telah menghasilkan cash flow yang baik. Di dalam waktu yang bersamaan, lanjutnya, ISAT juga tengah mempelajari program obligasi dan beberapa rencana pembiayaan lainnya.

Menurutnya, pemegang saham ISAT mendukung pertumbuhan ISAT menjadi digital enabler untuk Indonesia.

"Pada saat yang sama, kami ingin memastikan bahwa kami terus mengoptimalkan portofolio utang kami. Jadi kami melihat semua hal ini dengan cara yang sangat seimbang," ujar Vikram.

Adapun sebagai informasi, ISAT membukukan peningkatan jumlah pendapatan sebesar 50,40 persen di semester I/2022 menjadi Rp22,53 triliun. Sedangkan pada semester I/2021 membukukan pendapatan sebesar Rp14,98 triliun.

Meski demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat justru menurun sebesar 41,79 persen menjadi Rp3,26 triliun di kuartal II/2022. Sementara pada periode yang sama di tahun sebelumnya laba perseroan tercatat sebanyak Rp5,60 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper