Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga Bitcoin dan aset kripto terpantau menguat setelah rilis data inflasi AS yang lebih rendah dibandingkan dengan bulan lalu.
Mengutip data CoinMarketCap, Kamis (11/8/2022), harga Bitcoin (BTC) terpantau naik 0,37 persen ke level US$24.356,79. Sementara itu, harga sejumlah altcoin terpantau ikut naik, yakni Ethereum (ETH) reli 0,38 persen menjadi US$1,882,60, Solana (SOL) naik 2,52 persen di level US$43,97, dan Cardano (ADA) juga naik 0,81 persen ke posisi US$0,5441.
Trader Tokocrypto Nathan Alexander mengatakan harga Bitcoin, Ethereum, dan aset kripto utama lainnya melanjutkan reli disebabkan oleh berita data inflasi AS terbaru yang menguntungkan.
Departemen Ketenagakerjaan AS telah mengumumkan inflasi tahunan AS yang ternyata mengalami penurunan dari 9,1% kini hanya 8,5% pada Juli 2022. Data ini mengindikasikan bahwa siklus inflasi tinggi AS mungkin telah mencapai puncaknya, meski angka 8,5% masih jadi salah satu yang tertinggi.
“Peristiwa tersebut akhirnya memicu investor untuk kembali mengakumulasi aset kripto. Mereka optimis akan adanya pull back dari dampak data inflasi AS yang turun,” kata Nathan.
Ia melanjutkan data terbaru inflasi AS dapat menimbulkan keyakinan bahwa The Fed akan meredam agresivitas kebijakan moneternya. Jika The Fed mengambil sikap doviish, maka daya tarik aset kripto akan terus meningkat.
Selain itu, aksi The Fed yang menahan suku bunga acuannya diharapkan tidak akan menyurutkan likuiditas di pasar kripto.
“Pastinya, mereka bisa beranggapan berhasil dalam upaya menjinakkan inflasi tanpa memasukkan ekonomi ke dalam resesi, dan dapat meningkatkan suku bunga pada tingkat yang lebih moderat pada pertemuan berikutnya di bulan September mendatang,” tuturnya.
Selain sentimen dari inflasi, reli kencang pasar kripto juga didorong antisipasi investor terhadap pembaruan jaringan Ethereum bernama The Merge yang sedianya meluncur pada September mendatang.
Pekan ini juga menjadi momen penting bagi Ethereum, karena akan ada penggabungan testnet ketiga dan terakhir, yang disebut Goerli. Penggabungan ini diharapkan terjadi pada 10-12 Agustus mendatang.
Dari sisi teknikal, Nathan mengungkap pergerakan harga Bitcoin sejauh ini berhasil breakout resistance pada level US$23.362. Jika harga BTC kembali melanjutkan reli, target kenaikan selanjutnya berada pada level US$25.232.
“Posisi US$22.930 masih menjadi level support yang solid untuk menahan laju penurunan Bitcoin apabila harga koreksi,” jelasnya.
Sementara, nilai Ethereum memiliki target kenaikan terdekat berada pada level US$1.916. Jika level tersebut berhasil ditembus, maka kenaikan selanjutnya berada pada level US$2.009. ETH memiliki level support solid di US$ 1.622 untuk menahan laju penurunan ETH jika mengalami koreksi.