Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Sawit Triputra Agro (TAPG) Cetak Kinerja Gemilang, Sahamnya Direkomendasi 'Beli'

Melihat kinerja gemilang di Semester I/2022, Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli atau buy dengan target harga Rp1.250 untuk saham TAPG.
Penyelenggaraan RUPST PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) pada Jumat (25/6/2021). George Oetomo (Direktur), Budiarto Abadi (Direktur), Tjandra Karya Hermanto (Presiden Direktur), Toddy M Sugoto (Komisaris/ Pemimpin Rapat), Ir. Maruli Gultom (Komisaris Independen) dan Sutedjo Halim (Direktur)./ TAPGrn
Penyelenggaraan RUPST PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) pada Jumat (25/6/2021). George Oetomo (Direktur), Budiarto Abadi (Direktur), Tjandra Karya Hermanto (Presiden Direktur), Toddy M Sugoto (Komisaris/ Pemimpin Rapat), Ir. Maruli Gultom (Komisaris Independen) dan Sutedjo Halim (Direktur)./ TAPGrn

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten sawit milik TP Rachmat PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) membukukan peningkatan kinerja hingga semester I/2022.

Berdasarkan laporan keuangannya, Triputra Agro Persada membukukan penjualan sebesar Rp4,61 triliun di semester I/2022, naik 61,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp2,85 triliun.

Penjualan perseroan terbagi menjadi tiga produk, yakni minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit sebesar Rp4,57 triliun, tandan buah segar Rp20,7 miliar, dan karet Rp14,5 miliar.

Perseroan tercatat menjual produk kelapa sawitnya ke PT Sinar Alam Permai sebesar Rp1,26 triliun, PT Kutai Refinery Nusantara Rp710,6 miliar, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) Rp559,7 miliar, PT Wilmar Nabati Indonesia Rp438 miliar, dan PT Energi Unggul Persada Rp342,3 miliar.

Selain peningkatan produksi CPO sebesar 8 persen secara tahunan, Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy mengatakan peningkatan pendapatan TAPG utamanya didorong oleh harga rata-rata minyak sawit yang terus meningkat.

“Harga rata-rata CPO naik 69 persen ke Rp14.124 per kilogram dari sebelumnya Rp8.342 per kilogram pada semester I/2022,” kata Robertus ketika dihubungi, Senin (25/7/2022).

Henan Putihrai Sekuritas merekomendasikan beli atau buy dengan target harga Rp1.250 untuk saham TAPG. Robertus mengatakan TAPG cenderung memiliki rata-rata umur pohon yang prima yakni 12,2 tahun dengan produksi tandan buah segar (TBS) yang masih tumbuh setiap tahun hingga berusia 20 tahun.

“Sehingga diharapkan produksi CPO TAPG juga terus meningkat setiap tahunnya,” kata dia.

Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto mengatakan harga komoditas masih berada pada level yang tinggi pada semester I/2022, sehingga berpengaruh langsung pada kinerja perseroan. Harga jual CPO meningkat akibat tingginya permintaan pada awal 2022, sedangkan harga jual kernel sawit juga mengalami peningkatan harga yang hampir menyamai yakni sebesar 68 persen Yoy pada pasar global.

Kendala logistik sempat menyebabkan turunnya volume penjualan CPO hingga 6 persen. Namun, penjualan PK meningkat 13 persen akibat permintaan yang tinggi.

Akibat peningkatan harga jual yang signifikan, penjualan CPO dan PK mencapai Rp3,8 triliun dan Rp742 miliar, atau meningkat 59 persen dan 88 persen pada semester I/2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan peningkatan penjualan tersebut, Triputra Agro tercatat mampu meningkatkan laba bersih menjadi Rp1,77 triliun di semester I/2022, melesat 338,5 persen secara tahunan dari Rp405,8 miliar.

Tjandra melanjutkan peningkatan yang sangat signifikan disebabkan oleh produksi yang tinggi dibandingkan tahun lalu. Hal ini dikarenakan iklim yang baik dan mayoritas umur tanaman kelapa sawit perseroan berada pada usia produktif.

Selain itu, peningkatan laba bersih juga didukung harga jual komoditas yang masih tinggi dan beban produksi yang masih terkontrol, sehingga perseroan dapat mencetak kenaikan laba bersih yang cemerlang.

Iklim yang baik pada tahun 2020–2021 mendorong peningkatan produksi yang sangat signifikan, menurut Tjandra.

"Hal ini seiring umur tanaman yang masih berada di usia produktif, juga didukung dengan harga minyak sawit mentah (CPO) dan kernel sawit (PK) yang masih tinggi, serta upaya perseroan mengejar produktivitas, dan mengontrol beban produksi sehingga hasil yang diperoleh jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Tjandra.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper