Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat saat Dolar AS Lesu

Rupiah dan mata uang Asia lainnya cenderung menguat tipis seiring dengan pelemahan dolar AS
Rupiah dan mata uang Asia lainnya cenderung menguat tipis seiring dengan pelemahan dolar AS. Bisnis/Arief Hermawan P
Rupiah dan mata uang Asia lainnya cenderung menguat tipis seiring dengan pelemahan dolar AS. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis pada pembukaan perdagangan Jumat (22/7/2022) menyusul pelemahan indeks dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat tipis 0,01 persen atau 1,5 poin ke Rp15.035 per dolar AS. Sedangkan indeks dolar AS terpantau melemah 0,12 persen ke 106,77.

Bersama dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya juga menguat seperti dolar Taiwan menguat 0,01 persen, peso Filipina menguat 0,09 persen, rupee India menguat 0,03 persen, dan yuan China menguat 0,04 persen.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Ibrahim Assuaibi mengatakan untuk perdagangan hari ini, diproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.990 - Rp15.030.

Dolar mencapai level tertinggi 20 tahun pekan lalu setelah Indeks Harga Konsumen AS mencapai puncak empat dekade sebesar 9,1 persen untuk tahun ini hingga Juni, mendorong beberapa pedagang pasar uang untuk bertaruh pada rekor kenaikan suku bunga Fed 100 basis poin untuk Juli. Ekspektasi telah diturunkan menjadi konsensus untuk kenaikan 75 basis poin.

Sementara itu, dari dalam negeri, Asian Development Bank (ADB) menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk Indonesia menjadi 5,2 persen tahun ini karena permintaan dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil.

Revisi proyeksi tersebut diberikan dalam Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis¹1, Kamis (21/7/2022), naik dari prakiraan ADB sebelumnya pada bulan April sebesar 5,0 persen.

Laporan ini memperkirakan inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini sebesar 4,0 persem dibandingkan dengan proyeksi ADB pada bulan April sebesar 3,6 persen, akibat tingginya harga komoditas.

Untuk 2023, ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper