Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Samsung Melonjak, Saham-Saham Produsen Semikonduktor Melesat di Asia

Saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., SK Hynix, dan Samsung sendiri menguat pada perdagangan pagi ini.
Gerai Samsung di pusat perbelanjaan Hyundai Seoul, Seoul, Korea Selatan/ Bloomberg
Gerai Samsung di pusat perbelanjaan Hyundai Seoul, Seoul, Korea Selatan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah saham produsen chipset semikonduktor menguat pada perdagangan hari ini di Asia, Kamis (7/7/2022), setelah Samsung melaporkan lonjakan pendapatan kuartal II/2022.

Berdasarkan data Bloomberg, saham Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. melonjak 4,94 persen ke NT$457 pada pukul 10.29 WIB di bursa Taiwan.

Di Korea Selatan, saham Samsung Electronics Co. menguat 3,01 persen ke 58.100 won per saham pagi ini. Sementara itu, pesaingnya SK Hynix juga menguat 2,17 persen menjadi 94.100 won per saham.

Lonjakan sejumlah saham ini menyusul lonjakan pendapatan Samsung hingga 21 persen menjadi 77 triliun won (US$58,9 miliar) pada kuartal II/2022. Lonjakan pendapatan tersebut mengimbangi laba operasional yang lebih rendah dari perkiraan karena adanya tekanan marjin laba akibat kenaikan inflasi

Berdasarkan keterangan resmi Samsung yang dirilis Kamis (7/7/2022), pertumbuhan laba operasional melambat ke level terendah dalam lebih dari dua tahun menjadi 14 triliun won (US$10,7 miliar) sepanjang tiga bulan yang berakhir Juni. Angka ini sedikit di bawah proyeksi analis yang memperkirakan laba operasional sebesar 14,6 triliun won.

Melonjaknya pendapatan Samsung didorong oleh pelemahan won Korea Selatan terhadap dolar AS selama periode tersebut. Samsung akan merilis laba bersih dan membagi kinerja divisi dengan laporan keuangan lengkapnya pada akhir bulan ini.

Analis HI Investment & Securities Song Myung-sup mengatakan kinerja pendapatan dan laba operasional Samsung ini tidak seburuk yang dikhawatirkan investor.

“Ada kekhawatiran besar dan perkiraan pendapatan semakin diturunkan. Tetapi laba operasional senilai 14 triliun won ini masih ada di dalam batas ekspektasi,” ungkap Myung-sup seperti dikutip Bloomberg, Kamis (7/7/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper