Bisnis.com, JAKARTA – Pemahaman yang komprehensif menjadi hal utama yang diperlukan oleh investor muda sebelum masuk ke aset kripto. Program edukasi yang inklusif dan berkelanjutan wajib dilaksanakan oleh investor dan pemangku kepentingan terkait.
VP Marketing Tokocrypto Adytia Raflein mengatakan edukasi yang tepat untuk mendapatkan kualitas dan pertumbuhan industri yang sehat amat dibutuhkan pada investasi kripto. Menurutnya, generasi muda cenderung menjadi investor kripto dan investasi paling populer di kalangan milenial, usia 26-41 tahun.
Menurut Adytia, investor yang lebih muda berpikir bahwa aset kripto akan memberikan pengembalian investasi terbaik selama dekade berikutnya. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh terkait aset ini sangat dibutuhkan sebelum berinvestasi.
“Investor Milenial, Gen X dan Gen Z kemungkinan besar memiliki aset kripto. Namun, melihat secara umum mereka yang berusia muda masih sekadar ikuti-ikutan atau termakan FOMO untuk berinvestasi aset kripto. Jadi ada sebagian dari mereka yang kurang nyaman dengan volatilitas kripto. Sementara, sebagian besar lain bersikap optimis dan lebih agresif berinvestasi dalam aset berisiko daripada rekan-rekan mereka,” kata Adytia dikutip dari laman resmi Tokocrypto, Selasa (5/7/2022).
Melihat pola perilaku investor muda di aset kripto tersebut, Adytia menekankan perlu edukasi yang inklusif dan berkelanjutan untuk memberikan gambaran luas terkait investasi aset berisiko ini. Padahal, memiliki pengetahuan yang baik bisa membuat perencanaan investasi yang jelas dan terukur.
Dia menyarankan investor muda untuk memahami profil risiko masing – masing terlebih dahulu. Pastikan hanya berinvestasi sebanyak yang mampu dan tidak berharap mendapat keuntungan yang cepat dengan mudah.
Baca Juga
“Untuk membatasi risiko, tidak boleh menginvestasikan semua tabungan dalam kepemilikan kripto, sebagai gantinya, harus mendiversifikasi portofolio investasi,” jelasnya.
Adytia juga tidak menyarankan untuk menginvestasikan semua dana hanya dalam satu jenis aset kripto. Investor muda memiliki lebih banyak waktu untuk mencoba aset baru dan mendapatkan pengalaman dalam berinvestasi.
Menurutnya, aset kripto dapat membuat investasi alternatif untuk generasi muda dalam jangka panjang, karena cenderung tetap kuat dan melewati setiap krisis keuangan yang mungkin terjadi di masa depan.
“Investasi aset kripto dinilai masih potensial meski sempat mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir. Oleh karena itu, edukasi kepada investor secara luas menjadi kunci guna menjaga kesinambungan industri kripto ke depannya,” pungkas Adytia.
Data Kementerian Perdagangan (Kemendag) jumlah nasabah aset kripto telah mencapai 14,1 juta pada bulan lalu, jauh lebih tinggi dibandingkan investor saham yang tercatat hanya 8,86 juta.
Sementara itu, dari sisi demografi, investor berusia muda mendominasi jumlah investor dari total 14,1 juta pelanggan per Mei 2022. Adapun, demografi investor kripto didominasi kelompok usia 18–24 tahun sebesar 32 persen disusul oleh Kelompok 25–30 tahun (30 persen) dan kelompok 31–35 tahun (16 persen).
Berdasarkan kelompok profesi, persentase investor aset kripto karyawan swasta mendominasi sebesar 28 persen, wiraswasta 23 persen dan pelajar/mahasiswa 18 persen.