Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpeluang mencapai level 7.600 di akhir tahun seiring dengan tren pemulihan ekonomi.
Analis BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra mengatakan, pergerakan IHSG salah satunya akan dipengaruhi oleh kinerja emiten - emiten. Mulai membaiknya kinerja keuangan emiten di bursa Indonesia diyakini akan mengerek naik IHSG pada paruh kedua tahun ini.
Hal ini juga akan ditopang oleh pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi virus corona. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan stabil di sisa tahun ini.
"Indikator makroekonomi Indonesia sejauh ini juga masih aman di tengah volatilitas," katanya dalam sesi diskusi dengan media, Kamis (30/6/2022).
Sementara itu, dari luar negeri, pelaku pasar akan mencermati ancaman resesi yang masih dapat terjadi.
Ia menambahkan, hal tersebut seiring dengan melonjaknya inflasi global, seperti di AS.
Baca Juga
Seiring dengan sentimen tersebut, Maxi memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 7.300 - 7.600 hingga akhir tahun 2022.
Adapun, salah satu sektor saham yang menurutnya masih patut dicermati adalah emiten pertambangan. Hal ini terutama untuk sektor batu bara mengingat tren harganya yang cukup baik.
Selain itu, sektor konsumer juga dapat menjadi perhatian investor. Menurutnya, kelanjutan pemulihan ekonomi akan menjadi katalis positif untuk perusahaan di sektor ini.
Sementara itu, sektor saham yang perlu diwaspadai oleh investor adalah komoditas CPO.
"Adanya potensi kelebihan pasokan dari Malaysia dan Indonesia berdampak pada koreksi harga CPO," imbuhnya.