Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Induk SCTV (SCMA) Tebar Dividen Rp184,92 Miliar

Surya Citra Media (SCMA) sepakat membagikan dividen tahun buku 2021 senilai Rp2,5 per saham atau total Rp184,92 miliar.
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id
Proses syuting sebuah program televisi di stasiun tv SCTV, salah satu stasiun tv yang dikelola PT Surya Citra Media Tbk./scm.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan media pemilik SCTV, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) memutuskan akan menebar dividen tahun buku 2021 senilai Rp2,5 per saham.

Direktur Utama SCMA Sutanto Hartono mengatakan, pembagian dividen Rp2,5 per saham telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang digelar pagi tadi.

"Pembagian dividen [perseroan] tahun buku 2021 senilai Rp2,5 per saham," ujar Sutanto dalam acara paparan publik di SCTV Tower, Rabu (29/6/2022).

Jumlah saham beredar SCMA di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 73.970.569.505 atau 73,97 miliar saham. Total dividen yang dibagikan SCMA senilai Rp184.926.423.762,5 atau Rp184,92 miliar.

Pada 2021, SCMA mengantongi pendapatan yang meningkat 16,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu senilai Rp5,93 triliun.

Pendapatan dari segmen iklan menyumbang porsi terbesar senilai Rp6,44 triliun, sedangkan pendapatan dari segmen lainnya mencapai Rp736,49 miliar.

Sementara itu, laba usaha SCMA juga terkerek 19,86 persen, dari Rp1,46 triliun pada 2020 menjadi Rp1,75 triliun pada 2021.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya dan Rut Yesika Simak menuturkan, perusahaan media diperkirakan akan terus fokus pada konten digital dengan memperkuat posisinya di pasar over-the-top (OTT). Sedangkan untuk TV FTA, menurut Mirae, masih menjadi media pembelanjaan iklan yang dominan.

“Kami mempertahankan ekspektasi pembelanjaan iklan di tengah meningkatnya inflasi,” tutur mereka dalam riset yang dikutip, Kamis (29/6/2022).

Mengacu pada data Nielsen, tren belanja iklan di Indonesia diproyeksikan akan terus meningkat di sepanjang 2022 karena adanya pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat yang kembali normal, di tengah tren kenaikan harga komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper